Mohon tunggu...
Anna R.Nawaning S
Anna R.Nawaning S Mohon Tunggu... Konsultan - Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Menulis -/+ 40 buku solo dan antologi-fiksi dan non fiksi diterbitkan oleh berbagai penerbit. Sertifikasi Penulis Non Fiksi BNSP http://balqis57.wordpress.com/about

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

2 Masjid Agung di Semarang dan Festival Rakyat Dugderan

8 April 2023   20:41 Diperbarui: 8 April 2023   20:53 2272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bedug di Masjid Kauman (Dok. PRIBADI) 

Fakta mengenai Masjid Agung Kauman di Semarang adalah :
    1. Masjid Agung Kauman adalah masjid pertama dan tertua di Semarang yang kini masuk dalam cagar budaya. Sejarahnya sangat panjang! Didirikan pertama kali pada pertengahan abad XVI masehi atau pada masa kesultanan Demak. Pendirian masjid ini berkaitan dengan berdirinya kota Semarang.
    2.Satu-satunya masjid di Indonesia yang mengumumkan kemerdekaan Indonesia secara terbuka pada saat  sholat Jumat di bulan suci Ramadan
    3.Berada sangat dekat dengan titik 0 Km kota Semarang atau pusat pemerintahan Jawa Tengah di masanya.
    4.Berdekatan dengan Kota Lama Semarang yang sejak tahun 2021 menjadi wisata paling populer di Jawa Tengah, serta sedang diajukan untuk mendapatkan status World Heritage City UNESCO.
    5.Acara tradisi Dugderan menyambut Ramadan rutin diadakan di masjid dan alun-alun depan masjid ini.
    6.Kini berdiri Masjid Agung Jawa Tengah di Jln Gajah Semarang dengan halaman luas serta fasilitas lengkap modern. MAJT saling besinergi saat mengadakan Dugderan sebagai tanda awal Ramadan.

Masjid Agung Kauman Semarang
Masjid ini sangat legendaris. Alhamdulillah malam Jumat pertama di bulan Ramadan 2023 merupakan malam tarawih ke-2 saya memanfaatkan momen agar hidup lebih berwarna dan bermakna dengan melaksanakan ibadah sholat  Tarawih berjamaah di masjid ini.

Momentum itu saya niatkan untuk sholat Isya dan  Tarawih berjamaah di Masjid Agung Kauman Semarang, masjid legendaris yang dibangun oleh ulama bernama Maulana Ibnu Abdul Salim atau Ki Ageng Pandanaran di Abad ke 16.
Satu-satunya masjid di Indonesia yang mengumumkan kemerdekaan bangsa Indonesia secara terbuka hanya beberapa saat setelah diproklamirkan. Setelah proklamasi kemerdekaan di Jakarta pada hari Jum'at pukul 10.00 pagi. Sekitar satu jam setelah itu, pada saat sebelum sholat Jum'at, Alm. dr. Agus, salah seorang jama'ah aktif di Masjid Agung Semarang melalui mimbar Jum'at dan dihadapan jama'ah mengumumkan terjadinya proklamasi RI. Keberanian Alm. dr. Agus harus dibayar mahal, sebab setelah peristiwa itu beliau dikejar-kejar tentara Jepang kemudian dirinya melarikan diri ke Jakarta hingga menghembuskan nafas terakhir di Jakarts. Sebagai penghargaan atas peristiwa tersebut pada tahun 1952, Presiden RI pertama Ir. H. Soekarno menyempatkan diri hadir untuk melakukan sholat Jumat dan berpidato di masjid ini.
71 tahun kemudian Saya-pum sholat Tarawih malam Jumat di masjid ini. Alhamdulillah. Mumpung sedang di Semarang dan  hanya berjalan kaki dari tempat tinggal saya di Kota Lama Semarang. Dalam perjalan kembali ke tempat tinggal selama di Semarang, saya berfoto di tanda baru Titik 0 Km kota Semarang.

Km 0 Semarang (Dok. Pribadi) 
Km 0 Semarang (Dok. Pribadi) 

Sejarah berdirinya Masjid Agung Kauman Semarang juga berkaitan dengan berdirinya kota Semarang
Seorang ulama Arab dari kesultanan Demak bernama Maulana Ibnu Abdul Salam (Made Pandan) mendapat instruksi dari Sunan Kalijaga untuk menggantikan kedudukan Syekh Siti Jenar yang dianggap menyimpang. Made Pandan meninggalkan Demak ke suatu tempat di daerah barat  bernama Pulau Tirangan dan membuka hutan, lalu menyiarkan agama Islam. Hari demi hari daerah tersebut menjadi subur hingga tumbuh pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang). Karena itulah nama daerah itu menjadi Semarang.

"Prasasti" di Masjid Agung Kauman Semarang (Dok. Ely Indarti) 

Awalnya Made Pandan mendirikan sebuah masjid yang dijadikan untuk padepokan pusat kegiatan mendakwahkan ajaran  Islam. Masjid ini yang merupakan cikal-bakal Masjid Agung Semarang. Ketika itu Masjid Agung Semarang belum berada di lokasi yang sekarang. Dahulu berada di kawasan Mugas - Semarang Selatan. Made Pandan bergelar Ki Ageng Pandan Arang. Karena pengaruh Ki Ageng Pandan Arang semakin besar dan daerah tersebut juga semakin maju, hal ini menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena semakin maju Semarang menjadi setingkat dengan Kabupaten. Setelah Sultan Pajang berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga akhirnya Pandan Arang  dinobatkan menjadi Bupati Semarang yang pertama. Kejadian itu bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tanggal 12 Rabiul Awal tahun 954 H atau  tanggal 2 Mei 1547 M. Karena inilah "secara adat dan politis berdirilah kota Semarang".

Masya Allah, karena berkunjung, sholat dan mempelajari sejarah Masjid Agung Kauman saya menjadi mengerti benar mengenai sejarah Kota Semarang. Selama ini saya hanya mengerti sebatas sejarah masa kolonial Semarang dan tentang Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah.

Source website Masjid Agung Kauman
Source website Masjid Agung Kauman

Panjang sekali jika harus dirinci satu persatu tentang kisah sejarah Masjid Agung Semarang ini. Ada beberapa tahap setelah Awal Pendiriannya, yakni : Masa Kesultanan Mataram, Masa Penjajahan, Masa Kemerdekaan, hingga Badan Pengelolaan Masjid Agung Semarang. Terlampir susunan sejarah kepengurusan masjid berarsitektur traditional.

Tradisi DUGDERAN Menyambut Ramadan
Ada acara menarik selama bulan Sya'ban atau sebelum Ramadan yang diselenggarakan di Semarang, yakni Dugderan (Megengan). Saat tiba di Semarang pada pertengahan Maret 2023 saya sudah mengincar untuk hadir dalam acara puncak Dugderan. Namun sayangnya tanggal 21 Maret 2023 saya justru melewatkan acara yang juga dihadiri oleh Walikota Solo, Gibran! Saya hadir ke acara tersebut justru 20 Maret 2023 saat hujan membasahi tanah Semarang.
Acara Dugderan diadakan sejak tahun 1881 saat pemerintahan Kyai Raden Mas Tumenggung Purbaningrat (Bupati Semarang 1860 - 1887)karena kebiasaan masyarakat Semarang menggunakan rukyah dalam penetapan awal bulan Ramadhan. Kondisi geografis Semarang terbagi dalam 2 bagian, yaitu Semarang atas dan Semarang bawah. Supaya tidak terjadi perbedaan pendapat soal hasil rukyah. Bupati mengumpulkan Alim Ulama guna halaqoh (musyawarah) untuk tercapai keputusan bersama. Keputusan Alim Ulama tentang jatuhnya awal bulan Ramadan diumumkan oleh bupati kepada masyarakat yang telah datang dari berbagai pelosok daerah di Masjid Agung Semarang.Dengan berkumpulnya masyarakat juga tersebut hingga menimbulkan dampak positif ekonomi dan sosial. Banyak pedagang berjualan saat banyak masyarakat berkumpul di Aloon-aloon depan masjid, serta berbaur seluruh masyarakat dari berbagai etnis, baikpribumi (Jawa), Arab dan Cina. Perbauran ketiga etnis digambarkan berupa hewan rekaan bernama "Warak". Hewan ini merupakan perpaduan antara kambing Jawa, onta dan naga. "Warak" berasal dari bahasa Arab "Waro'a" yang berarti menjaga diri dari perbuatan yang syubhat. Seorang yang mencapai derajat "Waro'a" akan membawa manfaat bagi agama dan lingkungannya. Derajat "waro'a" disimbolkan dengan "ngendhog", maka jadilah "Warak Ngendhog".
Dalam perkembangannya banyak perubahan dalam pelaksanaan Dugderan di Masjid Agung Semarang dan Aloon Aloon, dan tahun 2023 perubahan-perubahan tersebut dikembalikan kembali oleh Wali Kota Semarang yang baru dilantik tahun ini!
Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wali Kota Semarang bertindak sebagai Kanjeng Ratu Nimas Tumenggung Purbodiningrum dalam upacara Dugderan 2023.
" Tradisi dugderan sampun lumampah awit adeging kutha Semarang ingkang dipandegani Kanjeng Adipati RM Tumenggung Arya Purbaningrat warsa 1881. Wontenipun dugderan bilih pemerintah ulama lan warga mboten nglirwakaken tilaripun para leluhur (tradisi ini dimulai Tumenggung Arya Purbaningrat sejak berdirinya Kota Semarang 1881, dan bukti warga serta pemerintah tak melupakan ajaran leluhur)," tutur Wali Kota Semarang.

Wali Kota Semarang ini di sela acara Dugderan melakukan penandatangan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabumingraka. MoU ini berkaitan kerjasama di bidang Pariwisata.
Oh ya, tahun 2023 Dugderan diawali dengan pawai dari Balai Kota Semarang, menuju sekitar Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman), kemudian diteruskan menuju MAJT di Jalan Gajah Raya Semarang.
Tentunya kegiatan Dugderan yang diselenggarakan di kedua masjid agung ini dapat mendongkrak dunia pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat lokal Semarang khususnya dan Jawa Tengah umumnya. Jadi bukan hanya memakmurkan masjid, justru kegiatan masjid dapat membantu masyarakat sekitarnya lebih makmur. Insya Allah.

Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Masjid Agung Era Baru Jawa Tengah

MAJT Tarawih 1 Ramadan 1444 H (Dok. Pribadi) 
MAJT Tarawih 1 Ramadan 1444 H (Dok. Pribadi) 

Nah soal MAJT adalah Masjid Agung Jawa Tengah. Alhamdulillah saya melaksanakan sholat Isya dan Tarawih hari pertama di salah 1 masjid termegah di Indonesia ini.
Taraweh Pertama 1444 H sekaligus pertama kali saya sholat di Masjid Agung Jawa Tengah. Masjid Agung Jawa Tengah dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Diresmikan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006.
Area serambi Masjid Agung Jawa Tengah dilengkapi 6 payung raksasa otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi. Tinggi masing masing payung elektrik adalah 20 meter dengan diameter 14 meter. Payung elektrik dibuka setiap salat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha.
Malam itu sholat Tarawih 23 rakaat, namun saya hanya melakukan 8 rokaat lantas melipir ke belakang untuk sholat witir
Seharinya  sholat Tarawih di sana membaca 1 juzz hingga genap 30 juzz dibacakan dalam bulan Ramadhan. Imam sholat saat saya sholat  bacaannya menyenangkan buat saya...mengaliiir dan tidak membuat "capek", bahkan tidak terasa panjangnya.
Arsiteknya memang megah dan indah, namun sayangnya penerangan pada tangga halaman atau undakan masjid tidak terang sehingga ini dapat membahayakan, khususnya orangtua, anak-anak dan disabilitas. Insya Allah ya pihak pengelola masjid lebih perhatian dengan memberi penerangan yang cukup di tangga masjid. Sepertinya di masjid ini tidak dinyalakan air conditioner saat sholat Tarawih sehingga kami sempat merasa kepanasan.

Saat saya dan sepupu berdiri di luar masjid, kami diberi makanan oleh seorang Muslimah yang sedang berbagi makanan. Tidak boleh ditolak dong, namun karena kami sudah kenyang maka makanan tersebut kami bagikan lagi ke orang lain yang kami kenal di Kota Lama Semarang.

Lokasi Masjid


Masjid Agung Jawa Tengah
Jl. Gajah Raya, Sambirejo
Kec. Gayamsari
Kota Semarang, Jawa Tengah 50166

Masjid Agung Kauman Semarang
Jl. Aloon-Aloon Bar. No.11, Bangunharjo
Kec. Semarang Tengah
Semarang
Jawa Tengah 50138

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun