Batik adalah salah satu budaya Indonesia yang membanggakan, apalagi setelah UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan budaya tak benda di tanggal 2 Oktober 2009, dan berarti di tahun 2022 Kita merayakan Hari Batik Nasional ke - 13.
Bersyukur di tahun 2022 saya dapat berkunjung di 2 tempat yang berhubungan dengan dunia batik. Kedua tempat tersebut adalah Museum Batik Danar Hadi Solo dan Kampung Batik Semarang.
Karena niat mempelajari batik lebih mendalam, Alhamdulillah, Allah menggerakkan saya untuk berkunjung ke Museum Batik Danar Hadi Solo pada bulan Mei 2022. Letaknya di House of Danar Hadi Solo.Â
Setidaknya kunjungan ini dapat menambah wawasan mengenai batik Jawa dari masa keratonan di masa lampau hingga batik kontemporer. Juga supaya saya bisa menggunakan batik sesuai pakem yang telah di tentukan.Â
Batik ya, bukan sekadar printing motif batik atau tekstil yang sekarang banyak dijual umum dengan menyatakan bahwa pakaian tersebut adalah batik (padahal cuma motifnya saja).Â
Menggunakan batik sesuai pakem budaya. Jadi saya juga harus mengerti motif batik apa saja yang semestinya digunakan untuk menutupi jenazah. Jangan sampai Kita salah kaprah menggunakan motif batik tersebut untuk hadir di kondangan. Atau menutupi jenazah dengan motif buat kondangan.
Bahkan menurut tradisi masa lampau, untuk beberapa acara motif batik pria berbeda dengan motif yang digunakan pasangannya (contoh 1 motif adalah yang pria menggunakan motif satria busur bergambar arjuna yang sedang memanah sedangkan pasangannya - perempuan menggunakan motif semen rante).Â
Sedangkan zaman sekarang pasangan biasanya motif batiknya malah kembaran kalau ada acara. Padahal ada filosofinya bagi orang yang sudah mendalami tentang batik ini.
Begini juga saya pernah menang sebagai Juara Umum Putri Batik di Novotel Solo loh. Ya ampuuun cuma ngelenggak lenggok nggak nggenah...eh namun pasti ada kriteria khusus yang membuat saya menang dong...hehehe. Makanya sekarang harus lebih baik lagi!Â
Dahulu urusan pakem "ngadi saliro ngadi busono" Almarhumah Ibu saya yang pintar, misal soal aturan wiron,dll.Â
Saat berada di Museum Batik Danar Hadi Solo , kami dipandu oleh Mbak Rara yang berbeda dengan si pawang hujan di Mandalika. Mbak Rara ini masih muda, pengetahuan batiknya jago dan tutur bahasa Jawa-nya fasih halus, namun saya menjawabnya dengan bahasa Indonesia karena bahasa Jawa saya masih "ngoko" banget .Â
Di dalam museum tidak diperkenankan berfoto ya, namun di akhir tur museum akan ada ruang khusus untuk berfoto.
Sepulang dari Museum Batik Danar Hadi Solo, saya langsung teringat kain batik brand yg masih saya simpan di kamar. Segera jahitin ke penjahit yang mengerti filosofi batik aaah supaya arti dari desainnya gak "diobrak abrik"Â
Koleksi batik Almarhumah Ibu juga akan saya manfaatkan maksimal agar menambah keberkahan .
House of Danar Hadi
Jl. Slamet Riyadi No.261, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa TengahÂ
Kampung Batik Gedong Semarang
Sebenarnya saya berkunjung ke Kampung Batik Semarang bukan sekadar berfoto-foto demi konten. Saya ingin mempelajari sekaligus belajar membatik gaya Semarangan.Â
Namun Kampoeng Djadhoel-nya ternyata memangil-manggil saya untuk berfoto di sana. Tembok bermotif wayang khas Semarangan yang menggambarkan Kota Semarang sungguh tak bisa saya lewatkan begitu saja.
Lokasi sentra batik ini dekat dengan Kota Lama Semarang.
Salah satu rumah yang di depannya terdapat keterangan menerima workshop batik, ternyata hanya dijaga oleh staff-nya. Ibu pemilik galeri batik rumahan itu sedang mengajar di sekolah. Ternyata pemiliknya merupakan PNS guru yang berwirausaha di dunia perbatikan.Â
Akhirnya di salah 1 toko batik saya justru membeli celana batik 3/4 Pekalongan, untuk leyeh-leyeh di rumah.
Kampung Batik Gedong Semarang
Jl. Batik No.698A, Rejomulyo, Kec. Semarang Timur
Semarang, Jawa Tengah 50227