Keberagaman budaya Indonesia sangat luar biasa kaya. Termasuk keberagaman kulinernya. Di setiap daerah Indonesia pasti memiliki makanan khas, selain makanan warisan leluhur ataupun makanan khas yang baru muncul setelah era kemerdekaan.
Di masa pandemi saya berpetualang kuliner dengan menikmati berbagai masakan khas Indonesia. Makanan Indonesia yang belum terlalu di kenal oleh masyarakat umum. Saya mendapatkannya dari katering sehat yang mayoritas bahannya diambil dari pekarangan rumah pemiliknya. Pemilik katering sangat memperhatikan kwalitas bahan makanannya, serta banyak menggali menu-menu dari pelosok Indonesia. Sambil menikmati masakannya, saya jadi sekaligus bisa belajar keberagaman pangan Indonesia.
Ada 3 hari paket makanan yang saya ulas di tulisan kali ini.
Ini menunya :
Makanan Paket 1 :
Ayam Suwir Taliwang (Dari dada ayam organik)
Ayam Taliwang merupakan menu khas Lombok Nusa Tenggara Barat. Kali ini ayam organiknya di suwir-suwir.
Penganan SalaÂ
Campuran daun-daunan. Berbahan sayur, terdiri dari daun so, kacang panjang, kecipir dan kembang turi.
Melihat Kembang Turi kaget saat mau makan, terlintas dipikiran "Iih ini bunga kantil yang biasa buat mandi kembang & banyak di kuburan bukan ya?"Â
Perkedel Talas
Sebagai karbohidrat dipilihkan Talas Ketan yang dijadikan perkedel itu, karena karbohidrat talas lebih "baik" dari nasi. Alhamdulillah says termasuk orang yang tidak masalah makan tanpa nasi. Bisa makan nasi juga karena waktu di Belanda sering diteriakin kakak agar makan nasi. Nasi Putih yang dijual pada umumnya nggak ada rasanya dan mengandung gula tinggi. Jadi buat apa makan nasi putih non organik?
Perkedel Talas-nya menggunakan daun Kucai diambil dari pekarangan juru masaknya nih Biasanya untuk sayur-sayuran dan bumbu makanan beliau mengambil dari pekarangan rumahnya atau dikirimi teman/kenalan yang sedang panen.
Cara mengolah Perkedel Talasnya sehat loh. Nggak banyak menggunakan minyak kelapa. Pan-nya saja yang dilumuri sedikit minyak. Tidak menggunakan telur, jadi vegan friendly. Bumbunya : bawang merah, kucai, ketumbar bubuk, lada, dikit garam. Semuanya ditumis.
Makanan Paket 2 :
SorgumÂ
Sorgum sebagai karbohidrat pengganti nasi putih. Selain sumber karbohidrat,sorgum juga sumber protein,kalium,zat besi,dll
Rumpu Rampe NTT .Â
Di Nusa Tenggara Timur (NTT) Â para mama memetik sayuran di pekarangan rumah, dan memasak menjadi Rumpu Rampe. Kali ini saya menikmati Rumpu Rambe dengan bahannya : Daun kelor, bunga pepaya, pepaya muda, jantung pisang. Bumbunya cuma bawang merah, bawang putih dan tomat.
Lawar Jamur khas Bali.Â
Halal karena berbahan jamur serta berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Telor Dadar Moringa alias Daun Kelor...duuuh, untungnya  susuk udh dilepas kapan tauk, jd bs tenang daku makan daun kelor
Lalap daun Selada
Menu kali ini bukan vegan ya karena ada telor ayam yang biasa diambil dari ayam kampung peliharaan orang tua juru masaknya
Makanan Paket 3 :
Nasi Merah Segreng Gunung Kidul DIY
Ceprot , yakni Daun Singkong Tumbuk khas Jepara Jawa Tengah
Sate Tempe Rangkayo Sumatera Barat
Lodeh Tenggarong Kalimantan Timur
Sambal Bajak
Lalap daun Mint
Saya tidak terbiasa makan sayur, karenanya saya merasa kagum dengan diri ini yang sekejap dapat melahap daun singkong yang diolah menjadi masakan bernama Ceprot, masakan khas Desa Pendosawalan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara Jawa Tengah
Daun Singkong di masakan ini gurih dan tidak pahit. Gurihnya berasal dari kelapa parut. Kita mengerti bukan bahwa daun singkong kaya manfaat, diantaranya :
- Mencegah proses penuaan
- Meningkatkan imun (Nah lagi trend nih selama pandemi. Bahkan ada yang seakan stress karena usaha meningkatkan imun tubuh )
- Anti kanker
- Mempercepat pemulihan luka
- Mencegah penyakit tulang
- Mencegah konstipasi atau sembelit
- Mengobati asam urat & rematik
- Membantu dalam regenerasi atau peremajaan sel tubuh
 - Mengatasi sakit kepala
- Mengobati flu
Sate Tempe Rangkayo bumbunya seperti gulai Padang namun kali ini mengolahnya dikentalkan dengan kacang tanah.
Beginilah cara berpetualang kuliner di masa pandemi. Explore pengetahuan kuliner-kuliner Indonesia, berpetualang kuliner hingga pelosok desa dengan bahan bumbu dari pekarangan rumah. Lebih sehat dan bebas pestisida.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H