Pergerakan UMKM di Indonesia dari hari ke hari kian berkembang. UMKM kini semakin memiliki peran dalam menggerakkan roda perekonomian nasional. Demikian pula dengan pertumbuhan internet di Indonesia yang termasuk paling tinggi di dunia pertumbuhannya.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) mencatatkan bahwa di tahun 2017 terdapat 143 juta penduduk Indonesia yang menggunakan jasa internet. Sebuah angka yang sangat fantastis bukan?Â
Bahkan sebuah negara yang termasuk perekonomiannya maju di dunia tidak memiliki penduduk sebanyak itu. Maka alangkah lebih besar potensi ekonomi Indonesia apabila UMKM mulai memperhitungkan dan menjadikan internet sebagai salah satu bagian dari strategi pemasaran produk mereka.
Saat ini UMKM memiliki berbagai pilihan untuk memasarkan produknya, seperti media sosial, e-commerce hingga berbagai marketplace yang telah didirikan oleh banyak startups Indonesia.
Belanja Online di Social Media atau E-Commerce, Mana Yang Lebih Efektif?
Perbincangan menarik mengenai strategi pengembangan UMKM di era digital berlangsung sore hari (Rabu,14/11/2018) di Oasis Cafe Salak Tower Hotel Bogor. Â Acara bernama KOPIWRITING sore itu merupakan kerjasama dengan JNE dan Kompasiana menghadirkan 10 Kompasiana terpilih dan 20 media massa, kami menyimak berbagai wawasan dan pengetahuan mengenai pemasaran dan logistik UMKM.
Khususnya di kota Bogor yang memiliki potensi besar dan terus berkembang. Saat ini tercatat 23.000 UMKM di Bogor, dan mereka banyak memasarkan produknya tidak hanya di seputaran Jabodetabek, tetapi produk mereka dipasarkan ke seluruh penjuru Indonesia.
Untuk pemasaran dan pengiriman, UMKM ini pasti memerlukan internet dan perusahaan jasa logistik terpercaya serta memiliki jangkauan di seluruh Indonesia seperti JNE. Pada tahun 2014 JNE telah mempersiapkan JNE E-Commerce dan melakukan optimalisasi Mobile Applications, dan membangun 250 kantor operasional kiha memperluas jaringan hingga lebih dari 6.000 outlet di seluruh Indonesia untuk bersaing dalam Asia Free Trade Area.
JNE juga telah memperluas bidang usahanya untuk jasa pengiriman makanan khas daerah (PESONA). Hal tersebut tentunya sangat membantu UMKM dalam pengiriman dan pendistribusian produk-produknya.
Sebagai narasumber sore nan sejuk di kota Bogor itu adalah Eri Palgunadi (VP of Marketing JNE), Mohamad Rosihan (Tenaga Ahli Senior Perdagangan Sekretariat Roadmap E-Commerce Kemenko Bidang Perekonomian RI) dan dari pelaku UMKM Bogor, Sandra Alfina (Co-Founder Sunkrisps).
Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik
Presiden RI Joko Widodo sudah menandatangani Peraturan Presiden (PerPres) No 74 tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (SPNBE) atau Road Map E-Commerce Tahun 2017 -- 2019 pada pertengahan 2017. Dengan roadmap tersebut diharapkan transaksi perdagangan berbasis elektronik dapat lebih terarah persiapan dan pelaksanaannya.
Sore itu Mohamad Rosihan memberi pemaparan lebih lanjut mengenai roadmap ini, beliau mengatakan bahwa roadmap e-commerce akan memacu perdagangan berbasis elektronik berkembang pesat hingga tahun 2020. Tujuannya adalah meningkatkan UKM lokal untuk berjaya di negeri sendiri. Diharapkan pula saluran digital kita dikuasai UKM lokal menjadi global.
UKM online bermula sejak tahun 2005 yang awalnya melakukan strategi marketing melalui wordpress, blogspot dan multiply. Setelah teknologi 3G dan 4 G muncul di dunia telekomunikasi/internet perkembangan online meledak. Kini yang banyak meramaikan UKM Indonesia adalah UKM muda perkotaan. Saat ini dengan hanya menggunakan 1 smartphone seseorang sudah bisa berjualan.
Masalahnya adalah sumber barang yang akan di jual. Jadi pemerintah mendorong para pedagang ini untuk menjadi pelaku UKM, bukan sekedar pedagang. Lebih tepatnya lagi para pedagang ini didorong untuk menjadi IKM atau Industri Kecil Menengah, yaitu pelaku usaha yang memproduksi barang, harga barang ditentukan pula oleh pelaku usaha tersebut dan mereka membangun usahanya secara konsisten hingga dapat membantu perekonomian nasional.
Pilar terpenting bagi e-commerce adalah logistik. Kebayang khan jika kita telah memproduksi barang dengan usaha terbaik tetapi sampai di konsumen barang tidak diterima sebagaimana yang diharapkan?
Sunkrisps, Profil IKM Bogor Pelanggan JNE
"Untuk pemasaran produk, kami menggunakan Instagram sebagai platform utama untuk edukasi konsumen tentang produk Sunkrisps dan juga pengetahuan sekitar MPASI serta Ibu dan Anak. Melalui media online khususnya media sosial, kami menyajikan konten dengan kualitas baik secara konsisten sehingga konsumen berminat dengan brand dan produk sehingga melakukan pembelian.
Selain itu, pelayanan customer yang tanggap dan bukan seperti robot juga menjadi salah satu faktor penting dalam pemasaran produk dan brand, untuk memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen," kata Sandra Alfina. Bagi Sunkrisps , instagram atau media sosial merupakan platform untuk edukasi dan menampilkan portfolio usaha, setelah itu calon konsumen diarahkan berbelanja melalui e-commerce atau marketplace.
Menurutnya kendala paling sulit adalah "handling" dalam pengiriman ke konsumen. Konsumen-nya sampai ke daerah Timika di Pulau Timika. Karena itulah peranan perusahaan logistik sangatlah penting, apalagi produksinya adalah makanan yang jika tidak mendapatkan perhatian lebih dalam kemasan dan waktu pengiriman akan mempengaruhi produk tersebut sampai di tangan konsumen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H