Akhir-akhir ini kita sering mendengar seruan "boikot" terhadap produk atau merk tertentu di Indonesia. Dengan berbondong-bondong banyak masyarakat awam yang mendukung seruan tersebut dengan menolak memakai dan membeli barang-barang yang dikatakan harus diboikot tanpa mengenal lebih jauh "latar belakang" produk tersebut. Mereka bahkan banyak yang  tidak mengerti asal dari produk yang mereka boikot. Akhirnya lebih banyak orang yang dirugikan oleh aksi boikot tersebut, baik pekerja produksi barang tersebut hingga bagian distribusi. Yang lebih nelangsa adalah pedagang kecil atau pekerja ujung tombak yang tidak tahu menahu masalah boikot tersebut, padahal mereka bekerja untuk mendapatkan nafkah halal bagi keluarganya.
Daripada lelah mendengar atau menuruti seruan boikot terhadap produk atau merk tertentu lebih baik kita sejak awal fokus dengan "mencintai,membeli dan menggunakan" produksi dalam negeri sejak dini. Kenali produk dalam negeri!Â
Perlu kita ketahui bersama bahwa hasil produksi dalam negeri Indonesia dari hari kehari semakin baik,bahkan  memenangi pasar ekspor hingga berbagai penjuru dunia. Hasil produk industri kecil dan menengah maupun industri besar berhasil menyaingi serbuan produk yang masuk ke Indonesia (import). Produk Indonesia semakin beragam dan mengikuti perkembangan dunia.
Ketika saya kuliah dan jalan-jalan di berbagai outlet international saya sering menjumpai produk fashion papan atas terkenal yang bercantumkan label "made in Indonesia".
Menurut Bapak Haris Munandar (Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian) pada acara Kompasiana Nangkring bersama Kementrian Perindustrian RI di Crematology Jakarta tanggal 17 Desember 2017 ,"Setiap membeli produk lokal maka itu sama dengan produktifitas dan daya saing produk lokal meningkat."
Bapak Haris yang pernah 4 tahun bermukim di Hong Kong juga sering menemukan mie instan produksi Indonesia yang mendunia. Yah, memang, sayapun ketika kuliah di New Zealand seringkali membeli dan konsumsi mie instan produksi Indonesia. Terasa sangat nikmat, terutama jika saya konsumsinya saat winter. Hemat, Nikmat dan Cinta Produk Indonesia. Walaupun di luar negeri masih bisa memberikan sumbangsih devisa jika kita membeli berbagai produk Indonesia.
Akhyari Hananto, Founder & Editor in Chief Good News From Indonesia memberikan informasi mengenai berbagai merk produksi Indonesia,antara lain : Kopiko, GT Radial, Polygon, Indomie,Polytron, Eiger, Silver Queen, Hot Wheels, Procold Kalbe, Essenza, Spedagi, J Co, CFC, Excelso, Lea, Terry Palm, Tom Kins, Executive, dll.
Iwet Ramadhan (Founder TIK by Iwet Ramadhan, Jakarta Creative Hub, Penyiar Radio) bercerita tentang berbagai proses kreatif produk lokal dan pemasarannya. Untuk lebih jelasnya kita dapat follow instagramnya @jkt.creative
Bagaimana agar kita semakin cinta produksi dalam negeri dan pikiran kita bersih dari "aksi atau seruan boikot" produk negara tertentu? Diantaranya adalah :
1. Mempelajari profil industri yang ada di Indonesia.
2. Mengenal merk/brand yang diproduksi di Indonesia. Terkadang merk dengan nama asing ternyata merupakan produk dalam negeri, bernama asing karena mudah dikenal oleh pasar luar negeri.
3. Mengetahui bahan baku produk yang kita gunakan. Beli produk yang berbahan baku dalam negeri.
4. Mencintai batik asli atau kain motif Indonesia yang kini corak dan warnanya bervariasi. Jangan terjebak oleh produksi "batik" dari China yang murah.
5. Bangga menggunakan produk Indonesia. Rajin-rajin posting di medsos, tetapi bukan berarti kita seperti orang yang ingin karnaval perayaan 17an atau ikutan penilaian best dress Miss International. Sesuaikan saja dengan kepribadian kita, dan yang nyaman digunakan.
6. Berniat berbagi/menyumbang perekonomian negeri tercinta,Indonesia dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal (Indonesia). Tuh menciptakan lapangan pekerjaan nggak harus mengeluarkan modal besar kok, tetapi cukup dengan langkah awal yang dapat kita lakukan dari sekarang, yakni membeli produk lokal!
Yuk ah, daripada aksi boikot terhadap produk negara lain, lebih baik kita aksi nyata membeli produk lokal. Daripada menebar kebencian, lebih baik menebar kecintaan dan kebanggaan terhadap industri Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H