Tiap tahun di Summarecon Mal Kelapa Gading Jakarta Utara mengadakan acara besar bertajuk “Jakarta Fashion & Food Festival” . Saya tidak pernah melewatkan hadir sejak JFFF diadakan. JFFF berlangsung cukup lama, yakni sebulan. Dalam seminggu saya berkunjung ke MKG dan La Piazza untuk makan malam sebanyak 2-3x, otomatis selalu mampir ke JFFF.
Tiap tahunnya selalu berganti thema, namun food festival-nya selalu mengusung konsep Kampoeng Tempo Doeloe. Tahun 2016 yang merupakan penyelenggaraan ke-13 thema-nya adalah “Aneka Mie Nusantara” dengan nuansa dekorasi Pecinan Masa Lampau. Wine & Cheese Expo juga merupakan bagian dari food festival.
Kampoeng Tempo Doeloe/Dok.Pribadi
Tahun ini Kampoeng Tempo Doeloe diikuti oleh 91 peserta UKM kuliner, mereka menyajikan lebih dari 200 menu. Pastinya diunggulkan 8 jenis olahan mie Nusantara, menyesuaikan thema yang diusung. Mie merupakan salah satu masakan khas Pecinan yang dalam perjalanan sejarah-nya mengalami penyesuaian dengan cita rasa lokal di hampir berbagai daerah Indonesia.
8 Jenis Aneka Mie Nusantara yang berada di JFFF 2016 adalah :
Mie Ayam 99
Mie Kangkung President
Mie Cakalang RM Palem
Mie Aceh Seulawah
Mie Jowo Semar
Mie Kocok Bandung Marika
Mie Celor Bunga Mas
Bakmi Amei (Non Halal)
Kalau ke JFFF bisanya saya hadir bersama keluarga dan teman lainnya atau terkadang sendirian. Pernah juga mengikuti acara komunitas seru seperti pada JFFF 2012 (Baca : Rujak Penganten @ Yukmakan.com Culinary Adventure). Nah tahun ini saya juga hadir bersama Kompasianers Penggila Kuliner yang pastinya pada gila makan, bakal melahap semua makanan yang ada dalam sekejab,,,pokoknya hati senang dan perut harus kenyang! Sabtu, 30 April 2016 saya dan Jeng Arum menumpang mobil Pak Setiono berangkat dari Pomelotel Kuningan, kebetulan kami juga hadir di acara Kompasiana Nangkring pagi harinya. Jam belum menunjukkan pukul 3 sehingga kami masih menunggu yang lainnya, bahkan saya dan Jeng Arum sempat menyaksikan Wine & Cheese Expo yang menjadi bagian dari Food Festival.
Setelah kami semua berkumpul dan memegang kartu KTD hujan deras tercurah dari langit. Untungnya kami sudah membeli makanan yang siap kami lahap malam itu. Setidaknya 1 menu telah berada dalam genggaman kami.
Makanan Yang Saya Beli di Kampoeng Tempo Doeloe 2016
- Mie Cakalang dari Mie Cakalang RM Palem (Booth no.15). Menu yang saya pilih adalah Mie Goreng Cakalang seharga Rp 28.000. Selain Mie Goreng Cakalang booth ini juga menyediakan Mie Kuah/Rebus Cakalang dan Mie Titie Makassar (Mie Kering). Mie Goreng Cakalang berasal dari Manado, dimasak el dente seperti spagehetti kemudian di campur dengan tauge dan ikan cakalang goreng yang sudah di suwir. Baru kali ini loh saya mencoba Mie Cakalang...hehehe...dengan tingkat kematangan el dente tersebut-lah saya suka dengan Mie Cakalang, apalagi suwiran ikan cakalangnya terasa gurih, plus sambal dan perahan jeruk...hmmm lekker!
- Selain Mie Goreng Cakalang Menado saya juga membeli Cilok di Cilok & Cimol Ibu Mulyani (Gerobak no.6) seharga Rp 12.000 per gelas plastik berisikan 5 pieces cilok. Mahal dibanding cilok yang biasa di jual di pinggir jalan? Menurut saya sih tidak mahal karena keamanannya terjamin. Jujur saja, walaupun penggemar cilok tapi saya tidak suka membeli-nya dipinggir jalan. Cilok disini warnanya terlihat bersih, kenyalnya pas dan pastinya tidak bikin orang kelolotan.
Jangan ngaku penggila kuliner andai belum menikmati seluruh makanan nusantara. Salah satu cara mudah untuk menikmati-nya ya di Kampoeng Tempo Doeloe andai belum berkesempatan berkeliling nusantara yang sesungguhnya. Hujan mengguyur deras di Kelapa Gading membuat saya menunda untuk menikmati berbagai kuliner di sini. Maka keesokan sore-nya saya kembali ke Kampoeng Tempo Doeloe bersama seorang teman. Melanjutkan berpetualang kuliner. Makanan yang saya dan teman nikmati berikutnya dari Kampoeng Tempo Doeloe adalah :
- Mie Kocok Bandung Marika (Stand no.18). Makanan yang saya pesan adalah : Mie Kocok Spesial Ceker Baso seharga Rp 35.000. Menu yang tersedia di booth ini ialah Mie Kocok Special (Baso Kikil,Baso Ceker,Baso Daging) , Mie Kocok Kikil Rp 30.000, Mie Kocok Daging Sapi Rp 30.000, Mie Kocok Baso Rp 25.000,Mie Kocok Ceker Rp 25.000. Bisa juga memesanan nasi putih dengan Ceker Bledug Dor! Perbedaan Mie Kocok dengan Mie Telor/Mie Baso yang banyak dijual di Jakarta terutama dari kuah kaldunya. Kuah kaldu Mie Kocok terbuat dari kaldu sapi, lebih kental dan gurih. Yang menjadi ciri khas Mie Kocok Bandung adalah kikil dan tauge. Dia KTD terdapat penambahan topping di Mie Kocok ini, yakni ceker ayam pedas. Sedap!
- Ayam Bakar Ganthari (Booth no.2). Ini ayam bakar yang terkenal di bilangan Jakarta Selatan. Rasanya manis gurih.
- Krecek dari Ketupat Rukmini (Booth no 47). Sebenarnya Ketupat Rukmini juga berjualan di Food Temptation MKG lantai 5. Saya seringkali membeli makanannya di sana, tetapi karena saat itu teman ingin sekali makan krecek-nya, jadi sekalian deh beli di KTD. Harga kreceknya saja Rp 11.000
- Indomie Goreng Pedas dari Abang Adek Indomie Pedes Mampus (Booth no.21). Setiap hari Kamis di KTD diadakan Lomba Makan Mie Pedes Mampus. Karena teman mengajak untuk mengikuti lomba berhadiah Rp 1.000.000 ini maka saya penasaran dan ingin mencoba terlebih dahulu. Ternyata Indomie Pedes Mampus adalah mie instan yang diberi cabe rawit uleg sebanyak 100 cabe rawit! Wuuuiiih, kebayang jontor deh tuh bibir! Ini menu yang dilombakan ya, tetapi jika kita ingin menikmati Indomie dengan sambel uleg di KTD maka kita dapat memilih beberapa level yang tersedia. Level yang dapat kita pilih adalah : “Sedang Cabe 10”, “Pedas Cabe 25”,”Garuk Cabe 50”,”Gila Cabe 75” dan terpedas “Mampus Cabe 100”. Saya mah pesan “Pedas Cabe 25” saja deh. Awalnya memang tidak terasa pedas, tetapi begitu sudah dihabiskan...waduuuh lidah terasa panas menyengat pedas. Saya sih kapok-kapok sambel alias kapok tetapi pengen lagi dan lagi...hihihi...pedesnya bikin ketagihan. Harga perporsi mie instan tersebut Rp 10.000, kalau pakek telor Rp 15.000, tambah kornet Rp 20.000, dan kalau pesannya level Garuk,Gila dan Mampus maka dikenakan harga tambahan Rp 5000. Silakan datang hari Kamis jam 17 bagi yang ingin mengikuti lomba-nya.
- Aneka Jajanan Pasar Pastellia (Booth no.28). Letak boothnya di ujung jalan dekat pintu gerbang dari arah MKG 1. Seakan terhipnotis melihat berbagai makanan yang disajikan, yakni Siomay Ayam, Siomay Goreng, Tahu Bakso,Bakso Goreng, Swikiaw yang masing-masing seharga Rp 10.000. Tulisan HALAL yang di pasang di booth tersebut langsung membuat saya ikut antri bersama dengan berderet pengunjung KTD yang tergoda pada jajanan tersebut. Makanan tersebut dihampar di depan tapi tetap terlihat bersih, tak berdebu dan nggak ada serangga yang mendekat, jadi membuat saya nggak ragu untuk membelinya. Rasa Siomay Ayam yang saya beli juga terasa kelezatannya, demikian bumbu kacangnya yang lembut.
- Saat Mas Bule’,Kompasianer membawa Nasi Goreng Mercon ke meja kami hari Sabtu, saya sudah tergiur dengan makanan tersebut. Karena sudah kenyang maka saya bertekad untuk membeli keesokan hari. Sayangnya saya tidak menanyakan booth mana yang menyediakan makanan tersebut. Apalagi di list peserta tidak tertulis booth bernama Nasi Goreng Mercon. Setelah menyusuri booth yang ada di KTD akhirnya menemukan juga Nasi Goreng Mercon di booth Nasi Goreng Teri Medan (Booth no.9). Bungkus untuk dimakan di rumah, dan malam sepulangnya dari KTD saya makan nasi tersebut. Waduuuuh, beneran keringetan,Dek! Panas berasa makan mercon meledak tapi lezat...hehehe...sebagai selingan rasa pedas saya menikmati ikan teri yang juga bergerombol di nasi goreng tersebut.
- Selain Nasi Goreng Mercon, saya juga membawa pulang 5 Otak-Otak seharga Rp 20.000 dari gerobak no.25, Otak Otak Spesial 86. Walaupun tidak panas, tetapi rasa ikan di Otak Otak tersebut sangat terasa, gurih dan kenyal tetap enak di santap. Otak Otak ini 3 diantaranya saya gunakan sebagai lauk di Nasi Goreng Mercon. Beneran deh, maaadddyaaaanggg.....!!! Pasti lebih lezat kalau di makan di KTD dengan suasana pecinan dan alunan kecapi, tapi pastikan sudah ada minuman di dekatnya...hehehe...
- Es Dawet Ireng Purworejo (Gerobak no.20). Es Dawet Ireng dari daerah Purworejo sudah mulai terkenal di seluruh Indonesia. Ngerti khan dimana Purworejo? Yup, Purworejo merupakan kota di Jawa Tengah dimana Ibu Ani SBY berasal. Saya membeli Es Dawet Alpukat seharga Rp 12.000. Selain itu mereka menyediakan Es Dawet Ireng seharga Rp 10.000 dan Es Dawet Special Rp 15.000 yakni es Dawet dengan alpukat dan nangka. Segaaar, apalagi es-nya saya lihat es yang dibuat dari air matang dan hiegenis. Gula aren-nya juga terasa tanpa pengawet atau campuran lainnya.
- Mie Ayam 99 (Gerobak no.4) . Mie Ayam Gerobak Abang2 yang biasa mangkal dan jualan di pinggir jalan. Pangsit rebusnya oke, benar-benar berisikan potongan daging ayam. Menurut abang penjualnya, jika tidak berjualan di KTD mereka berjualan di kantin RCTI Kebon Jeruk.
- Sunda Unik (Jajanan Jaman Baheula – Booth no.41). Berbagai jajanan kecil tempo dulu dijajakan disini, benar-benar melempar kenangan ke masa kecil. Ada Sagon Mayang yang dulu kalau dimakan sering membuat belepotan sekitar bibir...hahaha...Dan di KTD saya membeli permen cicak, permen warna-warni yang mirip assesoris berisikan biji kacang hijau dan juga membeli permen duit-duitan. Jajanan lain yang tersedia disini, yakni : Permen Karet Buah/Permen Karet Tato (@ Rp 1.000), Permen Sanca Kecil/ Susu Serbuk/ Sagon Kancing/ Kacang Gajih/ Berondong Jagung/Tengteng Beras/ Coklat Kacang (@ RP 2.000), Koya Kacang Bulat/Permen Kayu/Sagon Serbuk/Mayang (@Rp 4.000), Gulali Kacang (@ Rp 4.000), Coklat Ayam Jago/Coklat Payung/Coklat Suzzanna/Coklat Superman/Coklat Coin/Telur Cicak/Permen Asam Jawa/Peremen Jahe/TingTing Jahe/Koya Kacang/Subadra/Seketrak/Bangket Jahe,dll (@ Rp 5.000)
Kampoeng Tempo Doeloe benar-benar merupakan tempat favorit saya untuk makan dan jajan kuliner Indonesia. Saya penggemar berat makanan Indonesia, tetapi saya bukan tipikal orang yang sembarangan jajan di pinggir jalan karena kebersihan merupakan hal nomer 1 . Pedagang makanan yang membuka booth atau gerobak di Kampoeng Tempo Doeloe memang menjajakan makanannya di tempat lain, tetapi tempat tersebut saya tidak dapat memastikan kebersihannya. Sedangkan di KTD petugas-petugas berpakaian ala kacung Betawi tempo dulu siaga membersihkan meja dan area KTD. Selain itu untuk berjualan di KTD para pedagang ini diharuskan lolos quality control yang dilakukan oleh pihak Summarecon dan PemProv DKI Jakarta. Sebelum berjualan di KTD mereka juga harus melalui uji kelayakan Pangan Aman dari Dinas Koperasi UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta - Badan POM . Syarat kelayakannya adalah BEBAS DARI BAHAYA FISIK (Rambut, Isi staples dan kerikil) dan BEBAS BAHAN BERBAHAYA (Formalin, Boraks, Metanil Yellow, Rhodamin B). Hal inilah yang membuat hati saya menjadi tenang menikmati panganan yang di jual di KTD, jadi bukan sekedar perut kenyang hati senang...plus tenang dong, orang tersayang-pun jadi riang! Hahaha...
Booth lainnya yang belum sempat saya jajanin adalah : Sate Ayam Ponorogo “Nyamleng”, Warung Telor Gulung, Nasi Ulam Misjaya, Pisang Goreng “Asen”” Pontianak, Es Duren Gantinyo, Bakso Radja, Ayam Keprek, Cakue & Kue Bantal Medan Eko Yap, Sate Betawi H.Jaelani, Mie Kangkung President, Mie Aceh Seulawah, Mie Jowo Semar, Mie Celor Bunga Mas, Nasi Jamblang, Rumah Kopi Nusantara, Nasi Bakar Juara, Martabak Medan, Tahu Campur & Tahu Telur Lamongan, Soto Betawi Bang Nawi, Es Jelly 99, Nasi Goreng Babat, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Martabak Imut Ndut, Batagor Abuy Asli Bandung, Es Kelapa Muda Putra Garut, Sate Ayam Madura Blok S, Ketupat Rusmini, Bebek Sinjai, Aneka Gorengan Genk Bala Bala, Kuetiaw Sapi A-Chai Cab.Daan Mogot, Laksa Sari, Es Pisang Ijo Pemuda, Pukis Telur Kampung Asli & Leker Solo Sumber Rejeki, Soto Ayam Kampung “Lek Sri” asli Solo, Nasi Liwet Solo Ny.Lani, Aneka Rebusan Mba Ika, Gudeg Jogja “Ibu Laminten”, Lontong Cap Gomeh Bang Ugi, Tempe Tahu Mendoan Bang Kumis, Cempedak Harum/Sukun Goreng/Pisang Sale.Tansuke (Ketan Susu Kemayoran), Sate Padang Pusako Bundo, Soto Mie Theresia, Tongseng & Rica Tengkleng Khas Solo “Mintoredjo”, Nasi Kucing Angkringan Mas Bejo, Nasi Uduk Mpok Eco, Srabi Solo Notosuman Ny.Handayani, Bebek Sedap Wangi.
Sedangkan yang nggak mungkin saya beli adalah (Karena Non Halal) : Kuotie Gg.Gloria, Cicongfan Pluit Sakti, Bakmi Amei,Sate Babi, Lapo Ni Tondongta, Bakso Nyuknyang, Bakso Goreng Spesial San Ming, Nasi Campur Atek.
Oh ya, di gerobak terdapat penjual : Balon Udara, Gulali Harumanis, Komedi Putar & Odong Odong, Es Cendol Elizabeth, Es Doger Pak Adep, Es Roti Bakar, Aneka Jus Unang, Siomay Bandung 21, Putu Bambu Medan, Uli Bakar Serundeng Pak Harry, Wedang Ronde Gardujati, Tahu Gejrot & Rujak Beubeuk, ES Podeng Gareng (Blok S), Es Oyen Pak Eef, Kue Cubit & Laba-laba, Kerak Telor Betawi Buncit, Rujak Juhi & Asinan Betawi Pak Tata, Toge Goreng Bogor, Es Cincau Hijau, Kue Ape, Kue Pancong, Cmbro & Misro Naidin, Bakso Sarkid Tanah Tinggi, Ketoprak Ciragil Pak Bejo,Es Sinar Garut H.Ucu.
Dibawah ini beberapa foto makanan yang di nikmati oleh Kompasianers pada acara KPK Gerebek 23 JFFF :
Ssstt, ada rekomendasi menu dari Kampoeng Tempo Doeloe nih. Menu Favorit Harian. Silakan dicoba, dan perhatikan kehalalannya juga ya bagi yang tidak konsumsi makanan non halal :
Senin – Menu “Benteng” Pecinan : Rujak Juhi, Mie Kocok Bandung, Es Dawet Ireng
Selasa – Menu “Glodok” Pecinan : Kuotie Ayam, Mie Aceh, Es Oyen
Rabu – Menu “Pluit” Pecinan : Sukun Goreng, Bakmi Jawa, Es Jelly
Kamis – Menu “Surya Kencana” Pecinan : Kacang Rebus, Mie Kangkung, Bajigur
Jumat – Menu “Asemka” Pecinan : Cicongfan, Mie Cakalang, Aneka Jus
Sabtu – Menu “Petak Sembilan” Pecinan : Tempe Mendoan, Mie Celor/Bakmi Ayam (Non Halal), Kue Pukis
Minggu – Menu “Pasar Baru” Pecinan : Batagor Abuy, Mie Ayam, Es Kelapa
Kenapa ya PemProv DKI mau terlibat dalam acara JFFF? Oh ternyata JFFF memang diprakarsai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dengan Summarecon, dan merupakan bagian dari program ‘Enjoy Jakarta’ , sejak tahun 2004 menjadi event pembuka dalam rangkaian HUT DKI Jakarta. JFFF juga mendukung program ‘Wonderful Indonesia’ dari Kementerian Pariwisata RI serta didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif RI. Tuh makanya JFFF berkomitmen tidak hanya ditujukan bagi para penikmat kuliner dan pecinta fashion di Indonesia, tetapi juga mampu mengangkat para industri UKM serta pengrajin lokal yang menghasilkan produk berkualitas dari kedua industri kreatif agar mampu di terima secara global.
Yuk, pecinta pariwisata Indonesia lengkapi ‘portfolio’ wisatamu dengan berkunjung ke Jakarta Fashion dan Food Festival! Acara masih berlangsung sampai dengan tanggal 22 Mei 2016. Mudah dijangkau kok lokasinya, dekat dengan jalan tol. Atau kalau naik kendaraan umum bisa naik TransJakarta yang melewati Jln Perintis Kemerdekaan, turun di Halte Pulo Mas kemudian di bundaran Summarecon ada shuttle yang menuju lokasi JFFF setiap jam-nya.
Jam Operasional Kampoeng Tempo Doeloe :
Senin - Kamis, pukul 16.00 - 22.00 WIB
Jumat, pukul 16.00 - 23.00 WIB
Sabtu, pukul 11.00 - 23.00 WIB
Minggu, pukul 11.00 - 22.00 WIB
Beberapa kompetisi diselenggarakan di Kampoeng Tempo Doeloe selain Lomba Makan Mie Pedas Mampus yang sudah disebutkan diatas. Kemudian saya sempat top up kartu KTD dengan menggunakan kartu kredit BCA, mengadu keberuntungan agar mendapat lucky dip dengan mengundi nota pembayarannya. Tapi usul nih, sebaiknya panitia membuat form lucky dip tersebut agar kita tetap memiliki bukti pembayaran dengan menggunakan kartu kredit untuk mencocokkan di tagihan nanti :)Selain itu terdapat Instagram Photo Challenge dan Kampoeng Tempo Doeloe Food Review. Untuk lebih jelasnya bisa di-check di media social JFFF, yakni :
Facebook & YouTube : Jakarta Fashion Food Festival
Twitter & Instagram : @JFFF_Info
Yang suka lari dari kenyataan #eh bisa mengikuti Jakarta Wine & Cheese Run tanggal 15 Mei 2016 pukul 06.00 di La Piazza dengan thema kostum "Thematic Costume Around The World" , salah satu hadiahnya : Kesempatan mengikuti Mount Fuji Marathon di Jepang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H