Mohon tunggu...
Anna R.Nawaning S
Anna R.Nawaning S Mohon Tunggu... Konsultan - Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Menulis -/+ 40 buku solo dan antologi-fiksi dan non fiksi diterbitkan oleh berbagai penerbit. Sertifikasi Penulis Non Fiksi BNSP http://balqis57.wordpress.com/about

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tak 'Kan Lari MLTR Dikejar

28 Agustus 2015   14:55 Diperbarui: 28 Agustus 2015   14:55 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak saya balita saya memang sudah menyukai musik. Orang tua seakan mewajibkan anak-anaknya untuk mengikuti les tambahan piano di luar jam pelajaran. Sejak TK saya sudah didaftarkan kursus electon di brand alat musik terkenal asal Jepang. Dahulu pernah kursus musik di musisi Indra Lesmana dan Fariz RM. Mereka langsung mengajar saya secara privat. Kebayang euy lagi awal puber diajarin piano oleh musisi teratas masa itu dan ganteng...whehehe....Hasilnya? Kemampuan memainkan alat musik saya sih gitu-gitu aja. Iyalah, gimana mau jago karena di waktu kursus mereka saya “tanggap” untuk memainkan piano dan saya “tontonin”?


Tahun 2006 saya mulai menjadi “banci konser” bersama teman. Berbagai grup band dan artis terkenal seringkali kami buru kemanapun mereka konser. Konser adalah pekerjaan utama kami. Kerjaan kantor harus mengalah apabila ada waktu konser yang bersamaan. Untungnya konser biasa diadakan malam hari, jadi gak perlu pakek urusan cabut dari kantor. Dari konser di gedung megah semacam JCC, Balai Kartini, JICC Kemayoran sampai di stasiun televisi dan stage di mall kami sambangi. Bahkan yang lebih parah konser dangdut kondangan di kampung sempat dilirik-lirik teman saya untuk di tonton ketika kami melewatinya. Hadeeeuuh...konser topeng monyet-pun dia harus nonton paling depan :p Saat itu multiply sedang jaya-jaya-nya, pengalaman memburu dan menyaksikan konser tersebut saya dokumentasikan , bahkan siap dibuku-kan oleh penerbit. Tahun 2012 saya mulai jarang menyambangi acara konser, kecuali jika diadakan di sekitar rumah, beberapa ceritanya bisa dibaca di SINI


Beberapa bulan lalu Michael Learn To Rock show di Indonesia. Beberapa teman menyaksikan sambil melakukan tweetlive...idih mupeng! Secara saya nggak kebagian tiket yang harganya bikin glek alias bisa bikin sunatan massal untuk minimal 7 anak yatim (bahkan lebih).

 


Tak ‘Kan Lari MLTR Dikejar
Yeaay...Gusti Allah mboten sare. Temenan dah, tiba-tiba Nisa – Kompasianer memberi kabar jika Komposer mengadakan acara bareng MLTR. Eiit, sumpe??? Mau pakek banget untuk nambahin portfolio nonton konser/ketemuan artis dunia nih. Serius nih, di list dream saya ada loh hal ini.
Saya-pun mengikuti petunjuk bapak yang ada di Twitter dan FB Komposer. Duh dapet dong...dapeeet. Jedaaar....Maaak, akhirnya aye bisa ketemuan sama MLTR di satu ruang! Terima kasih,Komposer...Terima kasih, Kompasiana...


Biasanya saya hadir di suatu konser di awal waktu. Bahkan seringkali artisnya masih check sound kami sudah nongkrongin di pinggir stage. Gak peduli sama setrum kabel di dekatnya deh tuh! Freak banget gak sih? :p Tetapi hari itu saya harus ngantor terlebih dahulu, dari pagi sampai jam 2 siang di Jln Prof.DR.Satrio, jam 2 sampai Maghrib ada acara Blogger Gathering di Menteng dan barulah di waktu yang mepet saya dan Nissa tiba di kantor Warner Music Indonesia Jl. Ridwan Rais Jakarta Pusat. Thanks, Abang-Abang Ojeg yang mengantar saya tanpa kena macet. Suweeer deh, ratusan kali dateng ke konser baru sekali-kalinya naek ojeg. Kocaknya lagi artis yang saya mau saksikan kali ini adalah Michael Learn to Rock, group music kondang sejagad asal Denmark! Ssssttt, walaupun super familiar sama lagu-lagunya tapi saya baru ngerti kalau mereka asal Denmark dan hit pertamanya “The Actor” nge-hit banget di Scandinavia dan South East Asia *ngumpet di dalam drum


Saat sampai kami langsung dipersilakan masuk. Pas banget waktunya...tetapiiiii duh mak, sorry to say, jika saya katakan bahwa dengan jumlah penonton yang nggak mencapai ratusan kordinasi dari pihak penyelenggara benar-benar bikin saya drop! Mosoq sih pihak penyelenggara nggak kordinasi dimana posisi untuk fans, media, panitia dan VIP. Please...and maaaf banget yach jika saya katakan bahwa tamu atau penonton yang datang tidak banyak! Maaf banget jika saya membandingkan dengan konser-konser besar yang saya datangi. Oh maaf juga jika saya katakan bahwa penonton yang hadir bahkan lebih sedikit dibandingkan acara live di stasiun tv macam kompetisi-kompetisi idola. Tetapi dalam acara WarWar MLTR ini saya terasa sulit melihat 3 personel-nya yang sedang diwawancara oleh pembawa acara. Ini memang pengambilan gambar secara tapping, tetapi harusnya penonton diatur dong. Mosoq saya Cuma bisa melihat kepala-kepala penonton lainnya. Saya-pun nge-tweet soal ini, dan tiba-tiba saja ada seorang berseragam Warner Music Indonesia menghampiri saya dan bertanya,”Mbak dari media ya?”. Saya menjawab jika saya Blogger dari Kompasiana. Kemudian beliau-pun langsung berkata dan mengajak,”Yuuuk, Mbak, dari sana saja nontonnya supaya kelihatan dan bisa duduk...”. Saya-pun mengajak Nissa untuk mengikutinya. Akhirnya saya-pun duduk dan dengan jelas menyaksikan MLTR membawakan 3 lagu dari backstage. Ciiiie, biar kesannya keren saya bilang backstage aja yak? Posisi backstage adalah posisi yang “bergengsi” untuk “banci konser” karena posisi-nya yang dekat dengan artis...walaupun saat itu saya juga melihatnya kepala para personel MLTR. Masih lebih baik daripada lihat kepala penonton yang sok galak en gak ada solidaritas-lah yaaa....(Ketahuan loe,Om kalau bukan “banci konser”! Kalau “banci konser” justru solidaritas untuk bergantian ke penonton lainnya penuh pengertian).


Malam itu MLTR di acara WarWar membawakan 3 lagu-nya. Sebenarnya malam itu memang bukan konser “benerannya” tetapi promo lagu terbaru-nya “Call On Love”. Awalnya saya yang biasanya ikut-ikutan nyanyi sambil jingkrak-jingkrak saat konser langsung minyem waktu Nisa mengatakan bahwa cewek di sebelah saya adalah Milane Fernandez, si Juri/Komentator Rising Star (Acara kompetisi penyanyi di RCTI). Aiiiih, bujug dah, mulut saya tuh sejajar hanya 30 cm dari telinga-nya! Kalau saya nyanyi keras-keras apa komentar-nya? Nisa sempat mengajak kami selfie dengannya.


Kalau saya harus berkomentar mengenai MLTR, sejujurnya saya puas dengan mini concert promo single (Atau Meet & Greet?) malam itu. Sesuai dengan ekspektasi saya....laah malam sebelumnya khan di Komposer juga ditawarkan menyaksikan show-nya di RCTI. Masih bagus loh mereka membawakan 3 lagu, karena beberapa kali datang ke konferensi pers banyak artis atau musisi yang menampilkan hanya 1 lagu yang di release saat itu. Kalau mau dengar banyak lagu-nya ya silakan beli CD-nya,,,hihihi, dan bersyukur Komposer mendapatkan CD ’25 Michael Learn To Rock yang ada lagu terbarunya, Call on Love, dan bersyukur banget saya bisa menambah “portfolio” berfoto dengan artis/grup international kondang. Oh ya, soal MLTR yang beberapa rekan katakan terkesan sombong, barangkali hal tersebut merupakan kebijakan dari management atau penyelenggara atau label record-nya yang membuat peraturan agar public figure tidak boleh berinteraksi banyak dengan orang banyak di waktu tertentu. Apalagi jadwal tour promosi single MLTR kali ini sangat padat sehingga mereka harus menjaga stamina. Ada grup musisi terkenal juga yang personel-nya terkesan suoooombong pakek banget.

Boro-boro foto bareng dengan fans, begitu turun dari stage para personel-nya langsung di kawal pihak keamanan untuk ke ruang artis atau langsung ke mobilnya. Mereka juga dilarang keras berbicara (boro-boro diwawancara) oleh infotainment. Semua diatur oleh pihak management yang guaaalaknya pakek banget. Bersyukur akhirnya saya bisa mengenal vocalis secara pribadi, bahkan vocalis-nya sempat beberapa kali datang ke rumah saya. Hal ini ia ceritakan ke saya. Saat konsernya saya-pun pura-pura gak kenal dengannya...hehehe...Nah, kejadian yang hampir sama saya lihat saat Komposer bertemu/berfoto dengan MLTR. Saya melihat dan mendengar 2 bapak-bapak yang dengan galaknya ngomong,”Cepetan yaa! Nggak ada salam-salaman apalagi minta tanda tangan!”. De javu deh, berasa lihat management artis yang dulu itu, tetapi sepertinya yang ini dari pihak organizer atau label atau bodyguard yang di hire selama MLTR di Indonesia deh. Mungkin loh yaaaa....maaf maaf jika saya keliru. Sudah ah, permisi, saya mau nyanyi dulu...


You’re always there ~ Even in my darkest days ~ Hey, Superman ~ Take a break ~ You give so much of yourself ~ But you know, even heroes need some help....
Tuh, pahlawan aja masih perlu pertolongan, apalagi MLTR yang belum sempat ‘take a break’ selama 25 tahun ini? Hihihi...Ingat yach, perjalanan karir mereka yang 25 tahun, bukan usia mereka :D

*Kalau ada yang bersedia memberikat tiket/undangan Bon Jovi September nanti di Jakarta, saya akan senang hati menerimanya deh...hihhiihihi...

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun