Perang yang terjadi antara Palestina dan Israel kian tak kunjung mereda. Hingga konflik kemanusiaan Palestina dan Israel kembali pecah pada sabtu (7/11/2023), di wilayah jalur Gaza dan Tepi Barat Palestina. Korban tewas akibat serangan Israel, mencapai 15.000 jiwa dengan mayoritas anak -- anak dan perempuan, serta sebanyak 6.000 dinyatakan hilang, dengan sebagian besar dari mereka kemungkinan berada di bawah reruntuhan bangunan.
Serangan Israel yang terjadi terhadap warga Palestina begitu mencekam menunjukkan bahwa telah terjadinya Genosida atau tindakan pemusnahan terhadap suatu kelompok. Tindakan yang dilakukan mereka mengakibatkan kehancuran infrastruktur yang parah, memutus akses terhadap kebutuhan dasar masyarakat seperti air, listrik, makanan, layanan kesehatan, serta mengebom rumah sakit dan warga sipil.
Salah satu Rumah Sakit Indonesia yang berada di jalur Gaza telah dibombardir dahsyat oleh Pasukan Israel. Akibat serangan tersebut banyak korban meninggal dunia termasuk dokter, staff, dan pasien yang berada di Rumah Sakit Indonesia. Selain itu, Pasukan Israel juga mengebom sekolah Afiliasi PBB di Utara Gaza yang menjadi tempat mengungsi ribuan warga sipil sehingga menewaskan dan melukai puluhan orang. Â
Setelah 6 pekan, warga Gaza menghadapi berbagai penyerangan yang dilakukan oleh Pasukan Israel terhadap warga Palestina. Gencatan senjata pun resmi telah disepakati antara Israel dan Hamas selama empat hari di Jalur Gaza, Palestina pada Jum'at (24/11/2023). Dalam hal ini, pasti nya memberi kegembiraan yang terpancar dari wajah warga Gaza, karena warga Gaza telah ramai -- ramai untuk kembali pulang ke rumah mereka masing -- masing pada hari pertama Gencatan Senjata telah diresmikan.
Bantuan kemanusiaan juga telah memasuki Gaza dari perlintasan Rafah sisi Mesir pada hari pertama Gencatan Senjata dimulai. Bantuan yang di kirimkan ke Gaza termasuk makanan, air, dan bantuan alat medis darurat. Tentu semakin lama jeda peperangan ini terjadi maka bisa lebih banyak bantuan yang berdatangan ke seluruh jalur Gaza, Palestina.
Israel dan Hamas telah sepakat untuk membebaskan para sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Hal ini menjadi penantian bahagia yang paling ditunggu bagi keluarga yang salah satu anggota keluarganya menjadi sandera oleh Israel.Â
Namun, Pasukan Israel melanggar perjanjian tersebut dan sempat  memberi aksi tembak terhadap warga Palestina yang hendak balik ke rumah masing -- masing yang berada di jalur Gaza bagian Utara, padahal Gencatan Senjata masih berlangsung. Pasukan Israel berdalih bahwa warga Palestina tidak mendengarkan peringatan dari mereka sebelumnya agar tidak kembali kerumah mereka sendiri. Dari kejadian tersebut, mereka membunuh 2 (dua) warga Gaza tersebut.
Meskipun Gencatan Senjata telah disepakati antara Israel -- Hamas yang dimediasi oleh Qatar dan masih berlangsung, tidak dapat dipungkiri bahwa kedamaian untuk mereka jalani kehidupan di wilayah mereka sendiri belum sepenuhnya kembali. Setelah nantinya Gencatan Senjata ini berakhir, maka hal apa lagi yang akan mereka alami nantinya. Karena Pemerintah Israel memberikan mereka peringatan bahwa perang belum berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H