Mohon tunggu...
BALQIES SALVIALISTA HANURA
BALQIES SALVIALISTA HANURA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa unair dari fakultas vokasi prodi keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Stres Lansia

6 Juni 2023   14:56 Diperbarui: 6 Juni 2023   14:59 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

2. Peradangan Kronis: Stres fisik yang kronis pada lansia dapat menyebabkan peradangan sistemik yang berkelanjutan. Ketika tubuh menghadapi stres, respons peradangan dapat diaktifkan sebagai mekanisme pertahanan. Namun, jika stres terus berlanjut, peradangan kronis dapat terjadi dan mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Peradangan kronis dikaitkan dengan risiko peningkatan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, atau penyakit neurodegeneratif.

3. Kerusakan Oksidatif: Stres fisik dapat menyebabkan peningkatan produksi radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil dan dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan jika tidak dikendalikan oleh antioksidan tubuh. Lansia umumnya memiliki sistem antioksidan yang lebih rendah, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan, dan pada gilirannya, meningkatkan kerusakan oksidatif. Kerusakan oksidatif dapat mempengaruhi fungsi sel dan organ, serta berkontribusi pada penuaan dan perkembangan penyakit kronis.

4. Telomer Pendek: Telomer adalah bagian DNA yang melindungi ujung kromosom. Setiap kali sel membelah, telomer mengalami pemendekan. Lansia umumnya memiliki telomer yang lebih pendek karena paparan stres kronis dan proses penuaan. Telomer yang pendek dikaitkan dengan penuaan biologis yang lebih cepat dan peningkatan risiko penyakit terkait usia.

5. Sistem Imun yang Terpengaruh: Stres fisik dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh lansia. Stres kronis dapat menekan respons imun, memengaruhi produksi dan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, dan meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, stres fisik dapat memicu perubahan dalam respon imun yang dapat berkontribusi pada peradangan sistemik.

Pemahaman tentang mekanisme-mekanisme ini penting dalam mengelola stres fisik pada lansia. Pendekatan yang komprehensif untuk mengurangi stres fisik melibatkan strategi pengelolaan stres yang efektif, perawatan kesehatan yang holistik, dan gaya hidup sehat secara umum. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun