Mohon tunggu...
Balong Literasi
Balong Literasi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Balong Literasi, suatu komunitas yang bergerak di bidang literasi sejarah dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Balong Literasi | Mengabadikan Sejarah dan Riwayat Hidup Setiap Insan

21 Juni 2022   06:33 Diperbarui: 21 Juni 2022   06:42 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendiri Balong Literasi: Budi Sardjono, R. Toto Sugiharto, Daniel Tatag, Yanu, Sri Wintala Achmad (Dok Pribadi)

Sastrawan besar Pramudya Ananta Tour pernah berkata, "Setinggi ilmu seseorang, jika ia tidak menulis, maka akan dilupakan oleh sejarah dan masyarakat."

Balong Literasi adalah komunitas para penggiat, penggerak dan pemerhati literasi. Bergerak di bidang penulisan fiksi (puisi, cerpen, novel), penulisan sejarah sebuah tempat (toponimi) sejarah perorangan (novel biografi), juga dibidang jurnalistik (penulisan feature, peliputan) dan lain sebagainya. Tempat sekretariat ada di Padukuhan Balong, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

Kantor Balong Literasi, Balong, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (Dok Pribadi)
Kantor Balong Literasi, Balong, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (Dok Pribadi)

Balong Literasi menyediakan tempat dan tenaga-tenaga professional di bidangnya untuk pelatihan (workshop), baik penulisan puisi, cerpen, novel, biografi, toponimi, dan lain sebagainya. Khusus penulisan biografi, Balong Literasi terbuka untuk semua orang. Tidak memandang pangkat, derajat, trah, dan sebagainya.

Pada dasarnya setiap individu mempunyai kelebihan, punya sejarah yang unik dan sangat individual. Pengalaman jatuh-bangun dalam kehidupan, suka-duka merintis karir dan mempertahankan, suka-duka membina dan menjaga bahtera keluarga, semua itu adalah sejarah yang menarik untuk diabaddikan dalam sebuah buku. Dari buku bisa saja dikembangkan dalam bentuk film pendek (doku-biografi).

Mengapa sejarah atau riwayat hidup seseoang perlu diabadikan? Karena semua yang pernah kita lakukan adalah mutiara kehidupan! Mutiara itu akan kita bawa ke liang lahat jika tidak kita abadikan dalam bentuk buku atau film. 

Sekecil apapun mutiara yang dimiliki oleh setiap individu layak diwariskan untuk anak cucu, relasi dan kerabat, juga kepada masyarakat. Dengan cara seperti itu buah pikiran, buah perkataan, perjalanan kehidupan, akan menjadi abadi! Biarlah orang lain memetik dan menghargai semua karya bakti kita kepada Sang Pencipta selama kita hidup di dunia. (Budi Sardjono)

TENTANG PENULIS

Budi Sardjono lahir di Yogyakarta, 6 September 1953.  Penulis otodidak. Memulai menulis karya-karya fiksi (cerpen, novelette, novel, naskah sandiwara, dll). Beberapa kali memenangkan sayembara mengarang, baik cerpen, novelette di majalah: Femina, Kartini, Sarinah, dll.

Budi Sardjono, novelis tinggal di Sleman, Yogyakarta (Dok Pribadi)
Budi Sardjono, novelis tinggal di Sleman, Yogyakarta (Dok Pribadi)

Memenangkan sayembara mengarang naskah sandiwara remaja oleh Dewan Kesenian Jakarta.

Cerpen-cepennya pernah dimuat di Majalah Sastra: Horison, Harian Kompas Minggu, Majalah Sarinah, Femina, Kartini, Nova, Kedaulatan Rakyat Minggu, Minggu Pagi, dll.

Buku kumpulan cerpennya yang sudah terbit antara lain: Topeng Malaikat (Labuh, 2005) dan Dua Kado Bunuh Diri (Labuh, 2005). Kumpulan Novelet: Rembulan Putih (Labuh, 2005).

Novelnya yang sudah terbit, antara lain: Ojo Dumeh (Nusatama,1997); Selendang Kawung (Gita Nagari, 2002); Angin Kering Gunungkidul (Gita Nagari, 2005); Kabut dan Mimpi (Labuh, 2005);  Sang Nyai (Diva Press, 2011); Sang Nyai 2 (Diva Press, 2014); Sang Nyai 3 (Diva Press  2018); Kembang Turi (Diva Press, 2011); Api Merapi (Diva Press, 2012); Roro Jonggrang (Diva Press, 2013); Nyai Gowok (Diva Press, 2014); Ledhek Dari Blora (Araska Publiser, 2018); Prau Layar ing Kali Code (novel bahasa Jawa, Bhuana Grafika 2018); Prau Layar ing Kali Opak (Dinas Kebudayaan DIY, 2018); Selendang Kilisuci (Penertbit Lingkaran, 2021). Cerpen-cerpennya juga masuk dalam beberapa antologi. Di samping menulis sastra juga menulis buku-buku rohani popular dan  buku motivasi.

 

Penghargaan

Budi Sardjono tengah memberikan pelatihan literasi pada para guru di Yogyakarta (Dok Pribadi)
Budi Sardjono tengah memberikan pelatihan literasi pada para guru di Yogyakarta (Dok Pribadi)

Novel "Sang Nyai" memperoleh Penghargaan Sastra 2012 dari Balai Bahasa D.I. Yogyakarta.

Novel "Prau Layar ing Kali Code" mendapat penghargaan sebagai nomine dalam Lomba Mengarang Novel Bahasa Jawa Disbud DIY 2017

Novel "Prau Layar ing Kali Opak" mendapat penghargaan 5 Besar dalam Lomba Mengarang Novel Bahasa Jawa Disbud DIY 2018

Pengalaman Jurnalistik

1986 -- 1996 : Wakil Pimpinan Umum Majalah Kebudayaan BASIS

1989 -- 1999 : Koresponden Majalah KARTINI wilayah Jateng -- DIY

1984 -- 2009 : Redaktur Pelaksana Majalah UTUSAN

2016 - ..........     Pemimpin Redaksi Majalah SABANA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun