Mohon tunggu...
BaliGirl99X
BaliGirl99X Mohon Tunggu... -

I'm single and very happy Now I start to learn about Sexual Intelligence for better sexual behavior for me, my family and for my business

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kecerdasan Seksual yang Menyempurnakan Semua Kecerdasan Manusia

12 Oktober 2016   12:43 Diperbarui: 12 Oktober 2016   12:53 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sexual Intelligence, Kecerdasan Seksual, Bara Susanto

Artikel ini merupakan salah satu bab dalam buku Sexual Revolution yang cukup menohok pikiran saya saat Bara susanto, penulisnya, menyampaikan dalam sebuah seminar seksualitas sebagai pembicara. Saat ini bukunya memang belum selesai penulisannya, tapi materi yang disampaikan sangat luar biasa dan menggugah untuk melakukan sebuah revolusi seksual atas diri sendiri, keluarga dan bisnis. Karena ternyata semua sebab dan akibat harus dilakukan dengan kecerdasan seksual.

Saat itu, hampir semua orang yang hadir mengerutkan dahi saat pak Bara meminta untuk menginggat kembali berapa banyak akibat buruk yang pernah dialami saat tidak menggunakan kecerdasan seksual dalam menyelesaikan berbagai masalah seksualitas. Dan apakah berbagai kecerdasan yang dimiliki termasuk kesuksesan, kehebatan dan kekayaan mampu menyelesaikan berbagai masalah seksualitas? Ternyata tidak.

Seorang ibu berkaca-kaca saat menceritakan telah mengusir putrinya yang hamil diluar nikah beberapa bulan yang lalu. “Mungkin jika saya mengetahui tentang kecerdasan seksual lebih awal, saya akan memilih untuk bersama-sama menyelesaikan masalah dengan lebih bijak, bukan malah mengusirnya,” sesalnya.

Saya sendiri pernah hidup bersama pasangan yang sangat mencukupi secara finansial, namun tidak memuaskan secara seksual. Akhirnya saya memilih melakukan hubungan extra nikah yang menghancurkan pernikahan kami. Sedikit kenikmatan yang tidak sebanding dengan besar pengorbanannya, kata pak Bara. Tentu jika saya menggunakan kecerdasan seksual, semua ini tidak akan terjadi.

Dan banyak lagi yang mau berbagi berbagai cerita untuk saling menginspirasi pada sore itu. Saya melihat beberapa orang tersenyum kecil dengan ekspresi berfikir. Mungkin mereka juga mengatakan hal yang sama dalam hati, “ya.... saya tidak menggunakannya.”

Berikut artikel tentang Kecerdasan Seksual yang ditulis dan dipublikasikan pertama kalinya oleh Bapak Bara Susanto, praktisi seks terapis perilaku seksual, penulis dan pembicara.  Beliau juga telah mendapatkan paten HAKI atas penamaan metode pengaktifan g-spot dengan nama G-Spot Activation. Dan selama enam tahun terakhir melakukan banyak penelitian dan pengamatan tentang perilaku seksual. Semoga bermanfaat...  

Sexual Intelligence, Kecerdasan Seksual, Bara Susanto
Sexual Intelligence, Kecerdasan Seksual, Bara Susanto
Kecerdasan seksual adalah kemampuan untuk memahami, melakukan, dan menyelesaikan berbagai hal yang berhubungan dengan proses sebab-akibat seksualitas yang melekat seumur hidup sebagai sexual history berdasarkan tujuh aspek penting seksualitas. Kecerdasan seksual berbeda dengan naluri seksual yang dimiliki secara alamiah oleh hewan dan manusia. Karena kecerdasan seksual dibangun dari proses pembelajaran seksualitas yang bertingkat sesuai usia dan kebutuhannya serta pengalaman seksual yang didapat secara berkelanjutan. Sehingga kecerdasan seksual akan menjadi penyempurna semua bentuk kecerdasan manusia sebagai indikator atas baik buruknya perilaku seksual setiap individu dalam melakukan berbagai aktivitas seksualitas termasuk kemampuan untuk menyelesaikan setiap masalah dan akibat yang timbul.

Kemampuan untuk memahami, melakukan, dan menyelesaikan menjadi tiga tahap terpenting dalam kecerdasan seksual sebagai bentuk pilihan keunggulan atau tidaknya perilaku seksual setiap individu dalam rangkaian proses seksualitas. Kecerdasan seksual bisa diibaratkan sebagai seni untuk memahami, melakukan, dan menyelesaikan berbagai hal yang berhubungan dengan tujuh aspek penting seksualitas, yaitu; aspek agama, biologis, klinis, psikososial, budaya, finansial dan perilaku seksual yang saling terkait, melekat dan mampu mempengaruhi diri sendiri, pasangan, keluarga serta lingkungan.

Kemampuan memahami secara lebih luas sangat berhubungan dengan pemahaman tentang seks, seksual, dan seksualitas sebagai ilmu pengetahuan yang menggabungkan semua jenis kecerdasan manusia yang mendasari kehidupan manusia sejak sebelum menjadi embrio hingga setelah mati. Termasuk sebab-akibat yang melekat dan mempengaruhi diri sendiri, pasangan, keluarga serta lingkungan. Pemahaman yang lebih sempurna jika mampu menyeimbangkan sesuai fungsi dan peranannya atas tujuh aspek penting seksualitas.

Kemampuan melakukan merupakan bentuk pilihan perilaku seks, seksual, dan seksualitas berdasarkan tingkat pemahaman yang dimiliki setiap individu berdasarkan tujuh aspek penting seksualitas dalam membangun sexual history. Kemampuan melakukan harus diimbangi dengan kemampuan untuk mempertimbangkan sebab-akibat seksual sebelum, saat melakukan dan sesudah melakukan empat pilihan aktifitas seksual, yaitu; seks mandiri, pranikah, dalam pernikahan dan ekstra nikah.

Kemampuan menyelesaikan merupakan management resiko dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai masalah seks, seksual dan seksualitas berdasarkan tujuh aspek penting seksualitas sebagai dasar pertimbangan hubungan sebab-akibatnya yang melekat dan mempengaruhi diri sendiri, pasangan, keluarga serta lingkungan.

Kemampuan menyelesaikan menjadi tahapan yang sangat membutuhkan kesempurnaan kecerdasan seksual karena menyelesaikan masalah atau akibat seksual tentu tidak akan semudah seperti saat melakukannya yang terkadang dengan sengaja melepaskan fungsi kecerdasan seksual. Karena dalam sejarah peradaban manusia, ketidakmampuan menyelesaikan masalah atau akibat seksual yang timbul, terutama karena perilaku seksual yang buruk telah menjadikan raja-raja kehilangan tahta, kerajaan dan kehormatannya dalam sekejab. Juga mampu menghancurkan banyak keluarga-keluarga bahagia menjadi berantakan serta menjadikan pribadi-pribadi yang baik menjadi serendah-rendahnya tanpa kehormatan.

Sekalipun tingkat pendidikan, keagamaan, kesuksesan, kehebatan dan kekayaan terkadang memang memberi pengaruh atas perkembangan kecerdasan seksual, namun tidak ada jaminan jika seseorang yang tinggi pendidikannya, tinggi keagamaanya, dan telah sukses, hebat dan kaya memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi pula. Faktanya banyak orang yang dianggap sempurna, ternyata tidak memiliki kecerdasan seksual yang seimbang dengan kesempurnaannya. Sehingga dengan mudah kehilangan kehidupannya yang sempurna dan berbalik 180 derajat karena masalah seksual yang tidak bisa diselesaikan dengan kecerdasan seksual. Karena masalah seksual yang timbul tidak bisa diselesaikan bermodal tingkat pendidikan dan keagamaan yang tinggi, termasuk kesuksesan, kehebatan dan kekayaan.

Kecerdasan seksual memiliki beberapa fungsi penting dalam kehidupan manusia, karena semua bentuk kehidupan dan kematian manusia pasti akan selalu berkaitan dengan seksualitas atas sebab dan akibatnya.

Fungsi penting tersebut diantaranya;

1. Sebagai Penyempurna Semua Bentuk Kecerdasan Manusia

Dari berbagai bentuk kecerdasan manusia, kecerdasan seksual menjadi penyempurna keunggulan kualitas diri yang mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia. Memang kecerdasan seksual tidak bisa ditunjukan dan dibanggakan secara langsung atau digunakan untuk mencari uang seperti kecerdasan yang lain, namun dalam pemahaman yang paling dasar, apalah artinya kesuksesan, kehebatan dan kekayaan tanpa memiliki kehidupan seksualitas yang membahagiakan.

Kecerdasan seksual merupakan bentuk kesempurnaan komunikasi interpersonal secara verbal maupun non verbal yang ternyata tidak hanya berbicara tentang seksualitas. Karena keberhasilan dan ketidakberhasilan semua bentuk perwujudan kecerdasan manusia sangat dipengaruhi oleh rangkaian proses yang menggunakan kecerasan seksual.

2. Sebagai Indikator Perilaku Seksual

Baik-buruknya seseorang akan selalu dinilai dari semua bentuk perilakunya, terlebih jika itu berhubungan dengan perilaku seksual. Karena hal ini sangat berhubungan dengan agama, etika, moral dan kepantasan baik sebagai pribadi, dengan pasangan, dalam keluarga maupun masyarakat sekitar. Sangat tidak bijak jika kita sendiri yang menilai keunggulan perilaku seksual diri sendiri, karena pasangan lah yang akan menjadi penilai terdekat yang adil atas baik-buruknya kualitas perilaku seks seseorang dengan kedekatan personalnya. Selanjutnya keluarga akan penjadi penilai dalam lingkup yang kecil, sedangkan dalam lingkup yang lebih besar, masyarakat lingkungan sekitar menjadi penilai indikator baik-buruknya perilaku seksual atas dasar agama, etika, moral dan kepantasan. Saat ini indikator perilaku seksual juga dinilai melalui berbagai media online, baik yang sengaja diupload sendiri atau orang lain.

Kebijakan dalam mendengarkan dan mencermati penilaian pasangan, keluarga dan masyarakat ini akan sangat berguna sebagai usaha untuk membangun sexual history yang baik dengan perilaku seksual yang berkualitas.

3. Sebagai Tuntunan Perilaku Seksual

Manusia tentunya berbeda dengan hewan yang melakukan hubungan seksual hanya berdasarkan naluri semata. Jika hingga saat ini masih ada yang menyamakannya, mungkin mulai sekarang harus mengkoreksi pendapat itu. Karena manusia memiliki kecerdasan seksual sebagai tuntunan perilaku seksual agar sebebas apapun bentuk perilaku seksual yang diinginkan atau disepakati dengan pasangan, masih ada pada batasan agama, moral, etika dan kepantasan.

4. Sebagai Kontrol Perilaku Seksual

Jika telah memiliki tuntunan perilaku seksual yang baik, seseorang dengan sadar atau tidak akan bisa melakukan kontrol atas berbagai perilaku seksual yang akan dilakukan atau sedang dilakukan. Dilakukan atau tidaknya itu memang sudah menjadi urusan pribadi masing-masing. Karena memang emang kontrol perilaku seksual diri sendiri tidaklah mudah, dalam kondisi tertentu, terkadang logika sudah tidak bisa digunakan lagi. Berbagai pengaruh eksternal dan psikologis saat itu menjadi penentunya.

5. Sebagai Penyelamat Masa Depan

Jika benar-benar memahami, kecerdasan seksual mampu menjadi sang penyelamat. Baik saat ini maupun masa depan seseorang atas hal-hal yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan sebab-akibat seksualitas. Tentunya jika menggunakan kecerdasan seksual sebagai tuntunan dan kontrol terhadap baik-buruknya sexual action yang dilakukan kepada diri sendiri, orang lain, atau orang lain kepada diri kita atas semua hal yang berhubungan dengan perilaku seksual.

Misalnya kasus perkosaan atau pelecehan yang seharusnya bisa dihindari jika kejadian yang akan mengarah kepada tindakan itu bisa dipahami sebelum terjadi. karena sebagain besar kasus perkosaan dan pelecehan terjadi karena tanpa disadari korban memberikan kesempatan kepada pelaku untuk melakukannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun