Manusia tentunya berbeda dengan hewan yang melakukan hubungan seksual hanya berdasarkan naluri semata. Jika hingga saat ini masih ada yang menyamakannya, mungkin mulai sekarang harus mengkoreksi pendapat itu. Karena manusia memiliki kecerdasan seksual sebagai tuntunan perilaku seksual agar sebebas apapun bentuk perilaku seksual yang diinginkan atau disepakati dengan pasangan, masih ada pada batasan agama, moral, etika dan kepantasan.
4. Sebagai Kontrol Perilaku Seksual
Jika telah memiliki tuntunan perilaku seksual yang baik, seseorang dengan sadar atau tidak akan bisa melakukan kontrol atas berbagai perilaku seksual yang akan dilakukan atau sedang dilakukan. Dilakukan atau tidaknya itu memang sudah menjadi urusan pribadi masing-masing. Karena memang emang kontrol perilaku seksual diri sendiri tidaklah mudah, dalam kondisi tertentu, terkadang logika sudah tidak bisa digunakan lagi. Berbagai pengaruh eksternal dan psikologis saat itu menjadi penentunya.
5. Sebagai Penyelamat Masa Depan
Jika benar-benar memahami, kecerdasan seksual mampu menjadi sang penyelamat. Baik saat ini maupun masa depan seseorang atas hal-hal yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan sebab-akibat seksualitas. Tentunya jika menggunakan kecerdasan seksual sebagai tuntunan dan kontrol terhadap baik-buruknya sexual action yang dilakukan kepada diri sendiri, orang lain, atau orang lain kepada diri kita atas semua hal yang berhubungan dengan perilaku seksual.
Misalnya kasus perkosaan atau pelecehan yang seharusnya bisa dihindari jika kejadian yang akan mengarah kepada tindakan itu bisa dipahami sebelum terjadi. karena sebagain besar kasus perkosaan dan pelecehan terjadi karena tanpa disadari korban memberikan kesempatan kepada pelaku untuk melakukannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H