Mohon tunggu...
Cerpen

Lorong-lorong Kesesatan

5 Februari 2018   22:16 Diperbarui: 5 Februari 2018   22:48 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya benar, aku semalam jalan berdua dengannya dan ada hal yang membuatku kaget. Dia mengungkapkan perasaannya bahwa dia menyukai aku ras." Kata Arin dengan wajah yang sedang kasmaran.

"Setelah dia mengungkapkan perasaannya, apa dia mengajakmu pacaran."

"hmm..iya dia mengajakku berkomitmen dan aku menerimanya ras".

Saras dan Arin adalah dua orang yang sangat berbeda tingkah lakunya dan penampilannya. Saras mahasiswi hukum yang cerdas sudah banyak prestasi yang diraihnya. Tidak mengenal kata pacaran dalam hidupnya. Tujuan utamanya adalah mencari ilmu setinggi mungkin. Saras  sering mewakili kampus ke luar kota untuk ikut serta dalam lomba debat hukum atau karya tulis ilmiah. Saras dan Arin bersahabat sejak dipondok pesantren. Arin dan Saras sama-sama terlahir dari keluarga yang tidak kaya Arin adalah adalah seorang tukang kebun dan Saras anak seorang pegawai kantor pos. 

Mereka berdua bisa masuk dikampus favorit karena beasiswa . Arin sebenarnya anak yang cerdas dan rajin. Akan tetapi karena salah pergaulan Arin menjadi anak yang tidak mempunyai arah tujuan. Saras sebagai sahabat sudah sering memberi nasehat. Akan tetapi, Arin berteman dengan mereka yang pergaulannya bebas. Setiap hari pacarnya yang mengajak Arin jalan atau nongkrong sampai dini hari membuat Arin lupa diri. Arin jarang kuliah dan IPnya sudah tidak ada peningkatan. Seusai kuliah Arin di panggil Dekan fakultas. Arin ditegur karena dia sudah sering tidak masuk kuliah dan nilainya merosot. Arin seperti tertembak peluru dan jatuh dalam jurang yang jeram. Beasiswa yang dia dapatkan dicabut oleh kampus.

Dia tidak tahu lagi harus memperoleh biaya dari mana sedangkan orangtuanya tidak mungkin membiayai kuliah Arin. Gaji seorang tukang kebun hanya cukup untuk biaya adik-adiknya yang masih sekolah di Sekolah Menengah Pertama dan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Hilangnya beasiswa tidak membuat Arin berfikir positif dan merubah dirinya. Arin yang sudah terbiasa hidup bermewah-mewahan menggunakan uang beasiswa tidak pada tempatnya.sehingga Arin memilih jalan yang tidak pantas untuk dilakukan wanita berpendidikan.

Arin yang aku kenal sebagai wanita yang polos dan rajin. Belajar ilmu agama selama bertahun-tahun tidak bisa menjadi benteng untuk menjaga dirinya. Arin saat ini menjadi kupu-kupu malam yang hinggap di lekaki hidup belang. Hijab yang menutupi mahkotanya kini telah hilang. Pakaian yang biasanya panjang telah berganti serba mini. Wajah yang polos telah terlukiskan oleh make up yang minor. Seiring waktu berjalan aku dan Arin terpisah dia lebih memilih menjalankan hari-harinya bersama teman yang sejalan dengan Arin. Sahabat yang dulunya saling berbagi cerita, saat ini telah berlari mengejar nafsu birahi lelaki hidung belang. Orangtuanya yang dikampung tidak mengerti kelakuan anaknya yang berada dalam jalan kesesatan.

***

Teruntuk sahabatku

Saras...

Aku bukanlah teman yang pantas dikatakan teman. Aku adalah wanita yang bejat yang penuh dengan noda-noda hitam. Noda yang sudah terlanjur menjadi noda yang tak kan pernah bersih bila di hapuskan. Aku tau kamu sangat kecewa dengan tingkah bejatku dan meninggalkanmu demi ego dan gengsiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun