Mohon tunggu...
Mohamad Iqbal
Mohamad Iqbal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memaknai Pancasila Secara Sederhana

23 Januari 2017   11:48 Diperbarui: 23 Januari 2017   11:52 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 1945 para funding father’s kita merumuskan suatu rumusan yang sangat luar biasa.Suatu rumusan yang dihasilkan dari sebuah pemikiran mendalam.Suatu rumusan yang mulia, yang sering kita sebut dengan sebutan pancasila. Rumusan inilah yang menjadi ideology bangsa kita sekarang.Suatu rumusan yang seharusnya menjadi pedoman setiap insan Indonesia dalam menjalankan sendi – sendi kehidupan dalam bermasyarakat.Suatu rumusan yang seharusnya menjadi pedoman setiap warga Indonesia dalam bernegara.Namun realita dilapangan berkata lain KKN (Korupsi,Kolusi,Nepotisme), Pelecehan Seksual, Perang antar golongan, saling menghina dan lain sebagainya masih deras sekali terjadi disebuah Negara yang mengaku berideologi pancasila ini.

Kurang lebih satu tahun yang lalu ada sebuah hajatan besar yang terjadi dinegeri ini. Suatu pesta  demokrasi yang sering disebut dengan pilkada serentak. Pilkada serentak yang dilakukan diberbagai kota dan kabupaten yang ada di Indonesia. Namun ada sesuatu yang aneh yang terjadi di pesta ini. Suatu pesta yang seharusnya dihiasi oleh pemikiran ataupun ide – ide yang ditelurkan oleh calon pemimpin untuk membangun daerahnya dinodai oleh praktek yang menurut saya sangat hina, sebut saja praktek ini dengan money politik.Ketika itu para calon pemimpin dan kroni-kroninya menghamburkan fulus kepada setiap orang,tokoh masyarakat,lembaga,komunitas,intansi yang mereka kunjungi.

Mereka berlomba – lomba untuk menyuap calon rakyat – rakyatnya demi memperoleh suatu kursi kepemimpinan. Mereka mengajarkan kepada calon rakyatnya tetang bagaimana cara menyuap orang lain demi terwujudnya suatu tujuan. Apa yang mereka lakuakan ini seakan- akan berbenturan dengan nilai – nilai pancasila yang luhur. Aku tidak bisa membayangkan apabila calon pemimpin ini sudah menjadi seorang pemimpin, kira-kira apa yang akan mereka lakukan?.  Pertanyaannya, Mungkinkah sesuatu yang diawali dengan keburukan akan menghasilkan susuatu kebaikan dan kebermanfaatan yang luas?ataukah mungkin ini jawaban mengapa Indonesia tidak kunjung sejahtera ditengah melimpahnya Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang ada.

Dari tulisan ini saya mengajak diri saya sendiri dan saudara saya yang sedang membaca tulisan ini untuk ayo kita kembali mengamalkan pancasila. Lima dasar yang diawali dengan “Ketuhanan yang Maha Esa” yang mana sila inilah kunci dari sila-sila selanjutnya, apabila sila ini bisa dijalankan dengan baik dan benar maka otomatis sila – sila yang ada dibawahya akan mengikuti. Pancasila diakhiri dengan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, inilah sila yang menjadi goal keempat sila yang ada. Keadialn social ini juga  menjadi dasar atau tujuan para pendiri bangsa membentuk Negara ini. Untuk itu demi terwujudnya tujuan kita dalam bernegara marilah kita menghidupkan kembali nilai-nilai yang ada di sila ketuhanan yang maha esa ini.

Marilah kita mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha Esa Marilah kita kembali menghidupkan dan menjalankan perintah – perintah Tuhan. Menjalankan semua aturan – aturan agama yang ada didalamnya. Karena sesungguhnya aturan dan perintah yang ada didalam agama sudah lengkap dan jelas. Agama mengatur hubungan bagimana hubungan manusia dengan tuhannya, Agama juga mengatur bagaimana hubungan ideal antar sesama manusia. Hubungan manusia dengan alam, hubungan pemimpin dengan rakyatnya, Bagaimana seharusnya bernegara, Bagaimana seharusnya bermasyarakat. Semua aspek keidupan lengkap diatur dalam agama ini.

Apabila setiap insan yang ada di Indonesia menjalankan aturan agamanya masing – masing aku yakin tidak akan adalagi korupsi, kolusi,dan nepotisme karena sesungguhnya  agama ini melarangnya.Praktek suap menyauap juga akan sirna karena didalam aturan agama yang saya anut, orang yang menyuap dan yang menerima suap mendapati hukum yang sama yaitu dosa yang tentunya praktek ini diharamkan dalam agama,tidak aka ada lagi perpecahan antar golongan karena agama mengajarkan toleransi. Betapa lengkapnya agama ini sehingga bisa dikatakan sila pertama adalah kunci dari sila – sila berikutnya dan betapa sederhananya pancasila ini sesederhana kamu menjalankan ajaran agamamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun