Mohon tunggu...
Bella
Bella Mohon Tunggu... -

fyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luka Sekuntum Bunga

27 Februari 2012   03:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:57 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari berbilang hari

Tapi sesak ini tak juga pergi

...

Padahal aku percaya, pengembara,

Bahwa engkau akan selalu di sana..

Padahal aku percaya,

Hingga kapan pun kisah kita akan selalu ada..

...

Pernah ku berjanji,

Bahwa aku tak akan pergi lagi, kecuali jika engkau yang menginginkanku pergi

Apakah sekarang saatnya, pengembara?

...

Aku tahu, sejak awal,

hatimu yang selalu mencari, takkan lama bersinggah di satu tempat

Tapi tak kukira begini sesak saat apa yang kukira menjadi nyata

...

Dan memang semuanya salahku

Yang terlalu mudah jatuh pada manisnya kata

Semuanya hampir kuberikan

Banyak yang kukorbankan

Tapi apa pedulimu, pengembara?

Semua itu tak ada kaitannya denganmu...

...

Pengorbananku bukan pengorbananmu

Dan engkau tak akan tahu rasanya luka itu...

Luka dari kehilangan sesuatu yang amat engkau cintai

Rasa pedih bagaikan semua tulang diremukkan dalam dirimu, melukaimu dari dalam..

...

Sepanjang waktu

Tak henti aku berdoa untukmu, pengembara..

Tapi kini doaku pada Tuhan,

Adalah agar Dia memberi kekuatan padaku untuk mengikhlaskanmu

Agar Dia membersihkan pikiranku tentangmu,

Karena saat ini, rasanya aku ingin berteriak memakimu, pengembara... kenapa engkau lakukan ini padaku?

...

Tuhan... ampuni hambaMu ini...

...

Ah,

Bahagialah selalu, pengembara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun