Mohon tunggu...
Ngurah Belayu
Ngurah Belayu Mohon Tunggu... -

ayo berwisata ke Bali.............\r\nhttp://balinordest.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ogoh-ogoh, Sebuah Tradisi Menjelang Nyepi di Bali

25 Februari 2011   10:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:16 8276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_91934" align="aligncenter" width="576" caption="OGOH OGOH YANG SIAP DIARAK KELILING DESA"][/caption] Ogoh ogoh  ondel-ondel orang jakarte bilang) bagi orang Bali dimaknai sebagai simbol dari Bhuta kala atau perwujudan sifat raksasa atau kebatilan. Di Bali ogoh-ogoh biasanya dibuat menjelang hari raya Nyepi (Tahun barunya Orang Bali ) yang jatuh setiap 1 tahun sekali antara bulan Maret atau April. Nantinya, ogoh-ogoh akan diarak keliling desa  sehari menjelang hari raya Nyepi itu sendiri. Ogoh-ogoh ini  biasanya dibuat mengambil  tokoh-tokoh yang memiliki wajah seram, bertaring, dsb. Biasanya dibuat dalam ukuran yang sangat besar sesuai dengan kreatifitas penduduk di desa itu. Pembuatan Ogoh-ogoh Ogoh ogoh pada umumnya terbuat dari kulit bambu yang sudah dijemur sehingga mudah untuk di bengkokkan sesuai dengan keinginan sang pembuatnya. Kulit bambu yang sudah dibentuk ini nantinya akan di balut dengan kertas semen/koran bekas dan terakhir baru ditambahi cat atau ornamen-ornamen lainya untuk memperindah tampilan dari ogoh-ogoh ini. Bagian yang paling rumit adalah wajah dari ogoh-ogoh itu karena biasanya banyak dari pembuat ogoh-ogoh memesan khusus untuk Tapel (topeng) dari ogoh-ogoh yang mereka buat. Kenapa Ogoh-ogoh dibuat ? Ogoh ogoh biasanya di buat untuk menyemarakan Hari Raya nyepi atau Tahun Barunya orang Bali. Ogoh-ogoh nantinya akan diarak kellilng desa oleh para pemuda dari desa itu.

12986292481001674839
12986292481001674839
Sehari menjelang perayaan Hari Raya Nyepi di Bali atau yang disebut dengan "Pengerupukan" biasanya diadakan upacara yang namanya Tawur Agung, upacara yang berfungsi untuk membersihkan Buana Agung (bumi) dari para Bhuta (roh roh jahat) yang ingin  menguasai dunia ini. Upacara Tawur Agung biasanya di mulai dari rumah masing masing penduduk. Setelah selesai dilanjutkan dengan melakukan upacara Mecaru di masing masing Banjar (sistem pemerintahan kecil dibawah desa) dan diteruskan dengan upacara Mecaru di masing masing desa dimana mereka tinggal. Nah dari sinilah ide kreatif orang Bali timbul. Dibuatlah ogoh-ogoh sebagai perlambang dari roh-roh jahat itu dan untuk mengusir roh-roh jahat ini maka ogoh-ogoh akan diarak keliling desa. Setelah selesai diarak, biasanya ogoh-ogoh ini akan dibakar di pertigaan desa  atau di bakar di kuburan. Sebuah Tradisi yang sangat membanggakan. Perkembangan Ogoh-ogoh Dari tahun ketahun ogoh-ogoh berkembang sangat pesat. Sseiring perkembangan jaman, berkembang pula daya imajinasi si pembuat ogoh-ogoh itu sendiri. Hingga saat ini pula karena kreatifitas yang luar biasa, sering kali diadakan lomba ogoh-ogoh antarbanjar di masing-masing desa. Demikian pula, bentuk dari ogoh-ogoh ini mengalami tranformasi kreatifitas kearah yang lebih halus. Jangan heran kalau suatu saat anda melihat bentuk dari 0goh-ogoh ini bukan lagi melulu menggambarkan seorang raksasa bertaring atau berwajah seram, tapi sudah banyak pula ogoh-ogoh yang menampilkan tokoh-tokoh pewayangan, seperti dewi sita yang berparas cantik, atau pula Arjuna, kereta kuda, binatang dsb. Selain itu, sering kali tampilan ogoh-ogoh ini mengikuti isu-isu yang sedang berkembang di tanah air. Dampak Negatif dari Ogoh-ogoh Setiap hal yang dilakukan secara beramai-ramai apalgi mengusung hal-hal yang berbau daerahisme tentu saja akan mengakibatkan adanya gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan hal-hal yang berbau anarkisme. Demikian pula ogoh-ogoh. Karena diarak mengelilingi desa, sering kali timbul gesekan antarpemuda yang mengusung ogoh-ogoh. Para pemuda ini biasanya mengedepankan rasa ego mereka masing-masing. Oleh krena itu, tidak jarang pawai ogoh-ogoh ini dilarang diadakan di beberapa tempat di Bali oleh aparat desa setempat untuk menghindari adanya konflik-konflik yang tidak mereka inginkan. Dampak Positif dari Ogoh ogoh Ogoh-ogoh sangat memberikan ruang berkreatifitas bagi para pemuda yang memiliki daya kretif yang tinggi. Di samping itu, ogoh-ogah juga dapat menumbuhkan rasa kebersamaan diantara para pemuda tersebut. Ogoh-ogoh juga dijadikan sarana untuk memperkenalkan budaya dan adat istiadat bagi generasi muda. Pawai ogoh-ogoh biasanya dimulai pada sore menjelang malam dan bisa disaksikan di hampir seluruh ruas jalan di Bali. Untuk tahun ini Hari Raya Nyepi akan dilangsungkan pada tanggal 5 Maret 2011 dan pawai ogoh ogoh dilaksanakan sehari sebelumnya, yakni tanggal 4 Maret 2011. foto foto diambil dari google

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun