Masyarakat bisa mengelola keong sawah ini dengan cara ditumis, digoreng, disayur ataupun direbus. Adapun yang mengelola langsung bersama cangkang ataupun dihilangkan cangkangnya terlebih dahulu.
Para peneliti kemudian meneliti kandungan nutrisi yang lebih lengkap pada hewan tersebut dengan memisahkan daging dari cangkangnya.
Mungkin sebagian besar merasa jijik untuk menyantap daging keong sawah yang terlihat berlendir dan kenyal. Selain itu dari bentuknya kurang menyakinkan untuk disantap.
Sebenarnya keong sawah atau tutut memiliki protein yang tinggi. Dikutip dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia dalam buku Tabel Komposisi Pangan Indonesia(2009), keong sawah mengandung protein 12 gram, lemak 1 gram, energi 64 kkal, air 81 gram, karbohidrat 2 gram, dan kalsium 217 miligram.
Selain iitu dagingnya memiliki rasa yang manis seperti kerang, lalu tekturnya kenyal dan berserat jamur.
Tak dimungkiri, hal inilah yang membuat masakan Perancis dan Eropa menjadi lezat. Semua nilai gizi tersebut bisa didapatkan dalam 100 gram keong. Sebagai perbandingan, satu ekor keong sawah dewasa memiliki berat daging antara 4-5 gram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H