Mohon tunggu...
Baldus Sae
Baldus Sae Mohon Tunggu... Penulis - Dekonstruktionis Jalang

Pemuda kampung. Tutor FIlsafat di Superprof. Jurnalis dan Blogger. Eks Field Education Consultant Ruangguru. Alumnus Filsafat Unwira. Bisa dihubungi via E-mail baldussae94@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Orator Jalang

26 Februari 2019   17:29 Diperbarui: 26 Februari 2019   17:37 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


                             ::28/02/2018

::Kampus Merdeka UNWIRA -- Kantor DPRD NTT

::Senat Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira - Kupang

Kutuliskan kisah ini sebagai caraku membangun keabadiaan kisah kami.

//I

Selamat siang warga kota Kupang, mohon maaf bila kehadiran kami di siang ini mengganggu kenyamanan anda sekalian. Sekali lagi,selamat siang dan mohon maaf. Izinkan saya membacakan sajak sederhanaku ini buat para wakil rakyat di Istora Senayan.

  • WAKIL RAKYAT GILA HORMAT
  • (Sajak untuk Dewan Perwakilan Rakyat)

  • Wahai kau wakil rakyat yang gila hormat
  • Mari bernostalgia bersama rakyat!

  • Tiga tahun silam,
  • Sebelum pantatmu merasakan empuknya kursi Istora Senayan
  • Kau datangi rakyatmu.
  • Tak segan-segannya kau telusuri lorong-lorong pasar, temui para pedagang.
  • Seolah merakyat,
  • Tak pernah lelah keluar masuk kampung dan bahkan rela bermalam di pondok warga.
  • Beribu janji kau umbar
  • Janji bahwa kau akan mengutamakan rakyat.
  • Ya, rakyat dan kepentingannya di atas segalanya.
  • Terbuai janji manismu, rakyat ramai-ramai mencoblos jidatmu di bilik suara,
  • Berharap kau sungguh perjuangkan aspirasinya.

  • Wahai kau wakil rakyat yang gila hormat
  • Ke mana saja dirimu ketika ada sidang dewan? Kok, banyak kursi tidak terisi?
  • Apa boleh, sekali saja rakyatmu yang mengisi?
  • Kami maklum dirimu ngantuk waktu sidang soal rakyat.
  • Apa boleh kursi-kursi itu diganti ranjang?
  • S'bab mimpi di kursi tidak seindah ranjang bukan?
  • Korupsi hingga triliunan rupiah , seolah biasa.
  • Kami maklum, mengingat kekuasaan memiliki kecenderungan menyimpang.

  • Hei, kau wakil rakyat yang gila hormat
  • Tidak cukupkah penderitaan rakyat akibat ulahmu?
  • Manuver apa lagi yang kau cipta, sampai --sampai suara rakyat kau bungkam?
  • Indonesia menganut daulat rakyat, bukan daulat DPR.
  • Tahu dirilah!
  • Cukup sudah kau telanjangi rakyatmu
  • Sebelum rakyat menelanjangimu.
  • (Sae -- STSM, 26/02/2018) 

//II

Hidup mahasiswa!

Hidup mahasiswa!

Selamat siang, bapa mama basodara semua, warga Kota Kupang yang kami banggakan. Dari atas mobil komando ini, sekali lagi kami sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan anda para pengguna jalan di siang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun