Kata-kata Akbar yang membuatku terharu. Meskipun sedikit tidak percaya, cowo seperti dia ternyata bisa serius juga.
Sebelum ke butik, kami memutuskan mampir ke salah satu tempat makan. Mengisi perut yang dari pagi belum terisi makanan sedikitpun.
"Yank, hari inikan hari Anniv kita. Kamu ngga mau ngasih kado gitu buat aku?". Tanyaku pada Akbar yang sedang sibuk mengaduk es teh manis yang baru datang.
"Ya ampun, maaf yank aku lupa. Tau sendiri akhir-akhir ini sibuk banget ngurusin acara kita. Kamu mau kado apa nanti kita cari bareng-bareng aja yah". dengan raut wajah bersalah dia mengusap ujung rambutku.
"Aku mau itu" aku menunjuk sebuah toko bunga yang berada di seberang jalan tempat kita berada saat ini.
Tanpa kuberi tahu, Akbar pasti sudah mengerti bunga apa yang aku inginkan.
"Tunggu di sini sebentar yah, aku beli dulu".
Dari sebrang jalan, dengan sebuket mawar putih di tangan dia melambai ke arahku.
Entah kenapa, aku merasa senyumanya kali ini begitu berbeda. Senyuman yang sangat indah yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
Dengan langkah pasti, dia menyebrang jalan dan disaat yang bersamaan, sebuah truk dengan kecepatan tinggi membentur tubuhnya hingga terpental beberapa meter.
Sesaat kemudian, orang-orang mulai mengelilingi tubuh Akbar yang sudah bersimpah darah.