Berhubung ketika saya datang masih terlalu pagi, masjid ini terkunci, sebagian foto interior masjid saya ambil dari sumber resmi website pemerintah lokal Carsamba.
Bangunan masjid ini hanya satu lantai saja dibangun dengan teknik susun, struktur kayu memiliki fitur portabel,
 Kedalaman dibagian bawah  dibuka untuk mencegah ventilasi, kelembaban dan pembusukan struktur kayu, atap masjid ditopang enam tiang, atap bagian utara sedikit melengkung.
Masjid tanpa paku
Selain disebut ahsap cami atau masjid kayu, jenis masjid ini dalam bahasa Turki disebut civisiz cami atau masjid tanpa paku, paku tidak digunakan dalam bangunan, tapi  paku besi tempa hanya digunakan pada sambungan kepala tiang ke balok dan pada tambahan yang dibuat pada kasau yang memanjang ke arah bagian serambi. papan kayu yang disusun dan digunakan sebagai dinding masjid memiliki ketebalan antara 15-18 cm, kayu dari  pohon Elm (karaaa), Fraxinus, atau kayu  abu  dan kayu dari pohon kestane atau chesnut dipilih untuk bangunan masjid ini, jenis kayu yang banyak tumbuh disebagian besar eropa, amerika utara dan sebagian wilayah asia.
Ornamen didalam masjid menggunakan pewarna akar diukir dengan motif berbeda disetiap papan, kemudian mimbar masjid memiliki sulaman tangan yang diduga dibuat diawal periode ottoman.
Masjid ini dikenal dengan nama Gceli cami atau masjid gogceli yang ternyata kata gogceli memiliki makna pemakaman orang asing, Tidak diketahui kenapa akhirnya sekitar masjid dikelilingi makam-makam, lokasi masjid berada ditengah-tengah pemakaman umum gceli, dari arah jalan tidak akan terlihat bangunan masjid ini, hanya ada papan penunjuk berwarna coklat.
****--untuk di Turki, lokasi wisata atau bangunan bersejarah biasanya diberi papan petunjuk dengan warna tersendiri, biasanya penunjuk arah berwarna dasar biru, jika ada lokasi wisata atau bangunan bersejarah, museum, papan petunjuk berwarna coklat. Dari arah jalan utama juga papan petunjuk menuju masjid ini berwarna coklat.