Tanpa uang untuk sekolah formal, Machiavelli belajar sendiri. Dia menghadiri kuliah umum oleh para cendekiawan dan penyair dan terlibat dalam diskusi di lapangan umum Florence. Bahkan saat masih kecil, kecerdasannya yang tajam dan duri-durinya yang jenaka sudah diperhatikan. Dia membuktikan dirinya sebagai seorang pengamat yang tajam dan berpikiran tajam, meskipun sikapnya yang sarkastik dan superior tidak membuatnya mendapatkan popularitas dengan mudah.
Ketika Florence muncul sebagai pusat Renaisans pada masa muda Machiavelli, kepercayaan diri kota tersebut dan pembaharuan minat terhadap pembelajaran klasik memberikan kesan mendalam pada dirinya. Dia melihat persamaan antara Florence dan Roma kuno pada puncak kekuasaannya. Karya-karya seperti pidato politik Cicero dan sejarah Livy memberi informasi pada pemikiran politik Machiavelli yang sedang berkembang. Idea humanis Marsilio Ficino dan Pico della Mirandola, yang berusaha mensintesis falsafah klasik dan teologi Kristian, Â mempengaruhinya.
Machiavelli menjadi saksi langsung politik Florence yang penuh warna dan bergejolak. Pada tahun 1478, ia menyaksikan konspirasi Pazzi terungkap, sebuah upaya pembunuhan dramatis terhadap keluarga Medici selama kebaktian Paskah. Peristiwa seperti itu mengajarkan Machiavelli pelajaran awal tentang kekejaman dan kekerasan mendadak yang mendasari skema politik Florentine. Meski masih anak-anak, ia menyadari keampuhan tindakan yang cepat, tegas, dan tanpa belas kasihan.
Ketika Machiavelli semakin dewasa, dia mengembangkan kepribadian yang dingin dan sarkastik, menjadikan dirinya sebagai seorang intelektual yang menyendiri. Kesombongannya yang menghina mengkhianati kepercayaan pada pikiran superiornya, yang dia tahu bisa menandingi para sarjana Florentine. Meskipun ia menolak lebih dari sekedar tertarik, ketajaman analitisnya membuatnya mendapatkan kredibilitas di antara rekan-rekannya.
Jadi, jauh sebelum menghasilkan karya-karya penting tentang teori politik, kecerdasan dan kepribadian Machiavelli telah tergores oleh pengalaman-pengalaman formatif: kemiskinan keluarga dan pendidikan mandiri, dinamisme budaya Renaissance Florence, politiknya yang bergejolak, dan penanaman pemikirannya sendiri yang cerdik dan menggigit. intelek. Kehidupan mempersiapkannya menghadapi kenyataan pahit tentang sifat manusia yang akan menjadi ciri filosofinya.
Machiavellianisme dan Maknanya;Konsep Machiavellianisme, Â yang awalnya diperkenalkan dalam risalah politik penting Niccolo Machiavelli 'The Prince' pada tahun 1532, berfungsi sebagai istilah deskriptif yang merangkum pandangan filosofisnya yang khas tentang pemerintahan dan dinamika kekuasaan. Konsep di atas kemudian menjadi titik fokus penyelidikan ilmiah yang komprehensif.
Namun, kita harus merenungkan esensi dari implikasi sebenarnya. Untuk benar-benar memahami esensi Machiavellianisme, seseorang harus melakukan eksplorasi mendalam terhadap kerangka konseptualnya dan relevansinya yang bertahan lama di era modern. Pada intinya, Machiavellianisme menganut prinsip filosofis  mereka yang memegang otoritas harus menggunakan semua metode yang ada dalam mengejar kekuasaan, terlepas dari implikasi moral atau etika yang mungkin timbul.
Perspektif filosofis ini sering kali melibatkan manipulasi strategis terhadap individu demi kemajuan pribadi, kecenderungan untuk memprioritaskan kepentingan di atas pertimbangan moral jika keadaan memungkinkan, dan penggunaan penipuan dan paksaan sebagai instrumen pemerintahan. Ada anggapan  keterlibatan politik memerlukan serangkaian kriteria berbeda yang berbeda dari ekspektasi kehidupan sehari-hari.
Machiavellianisme: Evolusi Filsafat dari 'Pangeran' ke Politik Modern; Â Relevansi prinsip-prinsip dasar Machiavellianisme yang bertahan lama dalam lanskap politik kontemporer tidak dapat disangkal, meskipun penerapannya telah berkembang. Meskipun para politisi saat ini tidak selalu melakukan manipulasi atau eksploitasi, mereka sering kali harus mengambil keputusan sulit mengenai kebijakan yang mengutamakan kepentingan semua orang, bahkan ketika keputusan tersebut kontroversial.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengakui  Machiavellianisme, sebagai sebuah konsep filosofis, berfungsi sebagai bukti yang tajam dan menggugah pikiran tentang seluk-beluk inheren yang merasuki bidang pengambilan keputusan. Hal ini menjadi pengingat  jalan untuk menentukan tindakan yang tepat tidak selalu berupa lintasan linier, terutama ketika seseorang mendapati dirinya terjerat dalam jaringan rumit dinamika kekuasaan yang ada di antara berbagai entitas, baik individu maupun kolektif.
- Konsep Realisme Politik. Perspektif filosofis Niccolo Machiavelli, yang bercirikan orientasi pragmatis dan realis terhadap filsafat politik, sangat dipengaruhi oleh gejolak iklim politik pada masanya dan keterlibatan pribadinya dalam urusan pemerintahan. Dari sudut pandang inilah kita dapat memulai eksplorasi terhadap gagasan realisme politik yang rumit .
Filosofi yang dianutnya merangkum perspektif pragmatis mengenai pemerintahan, menganjurkan pengujian Realpolitik yang menempatkan pemerintahan praktis di garis depan, menggantikan konsepsi idealis. Strategi Machiavelli sering dipertanyakan dari sudut pandang moral. Prinsip-prinsip ini didasarkan pada pragmatisme politik yang menekankan betapa pentingnya menggunakan segala cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara politik.