Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perjuangan Kelas Budak Spartacus

3 Januari 2024   15:14 Diperbarui: 3 Januari 2024   15:15 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjuangan Kelas Budak  Spartacus.  Institusi perbudakan adalah entitas yang merusak dalam sejarah Kekaisaran Romawi. Sebuah produk dari ekspansi militeristik teritorial negara, yang juga menopang ekonomi kekaisaran. Meskipun ada yang bekerja sebagai pelayan, pengrajin, atau pekerjaan berharga lainnya, sebagian besar budak digunakan untuk pekerjaan kasar. Sebagai tenaga kerja yang relatif murah, budak bekerja di pertanian, pertambangan, dan konstruksi. Perluasan negara Romawi selama periode Republik, terutama selama abad kedua SM, menyebabkan masuknya budak dalam jumlah besar.

Budak tidak memiliki hak dan diperlakukan semena-mena oleh majikan yang juga pemiliknya. Maka tidak heran jika akhirnya terjadi pemberontakan-pemberontakan budak. Yang paling terkenal adalah Perang Budak Ketiga, dipimpin oleh Spartacus. Spartacus adalah budak dan gladiator yang menentang kekuatan Roma.

 Spartacus;  sekitar tahun 109-71 SM  adalah seorang pemimpin budak terkemuka dalam Perang Budak Ketiga, sebuah pemberontakan budak besar melawan Republik Romawi. Sedikit yang diketahui tentang Spartakus di luar peristiwa perang, dan catatan sejarah hidupnya kadang-kadang kontradiktif dan mungkin tidak selalu dapat dipercaya. Ia adalah seorang pemimpin militer yang terampil. 

Perjuangan Spartakus sering dilihat sebagai perjuangan orang-orang tertindas yang berjuang untuk kebebasan mereka terhadap aristokrasi pemilik budak, telah menemukan arti baru bagi para penulis modern sejak abad ke-19. Pemberontakan Spartakus telah terbukti menginspirasi banyak penulis sastra dan politik modern, menjadikannya sebagai pahlawan rakyat, baik di antara budaya kuno maupun modern.

karma/dokpri
karma/dokpri

Pada abad pertama SM, Republik Romawi berada pada tahap awal ekspansi kekaisarannya. Penggabungan wilayah baru mulai menimbulkan masalah internal yang mengancam stabilitasnya. Salah satu isu utama adalah pertanyaan tentang kewarganegaraan Romawi karena sangat sedikit penduduk yang berhasil memperolehnya, bahkan mereka yang memberikan pelayanan kepada Republik.

Pada tahun 1990-an, terjadi pemberontakan internal yang dikenal sebagai Perang Sosial di mana tentara Romawi terpaksa berperang melawan tentara terlatih yang pernah menjadi bagian dari legiun. Pada akhirnya, Roma terpaksa memberikan kewarganegaraan kepada para pemberontak agar mereka bisa meletakkan senjata.

Dengan latar belakang ini, Perang Budak Ketiga pecah pada tahun 1970-an, sebuah pemberontakan budak yang dipimpin oleh tokoh yang dikenal sebagai Spartacus, yang ternyata menjadi salah satu episode paling memalukan dalam sejarah Roma. Spartacus adalah seorang budak yang dijatuhi hukuman mati, berada di posisi terbawah dalam skala sosial Romawi. Secara teori, dia seharusnya menjadi orang yang akan dihina dan dihina oleh siapa pun.

Namun, masyarakat Italia begitu terasing sehingga, alih-alih melawan Spartacus, ribuan orang malah bergabung dengannya, yang dipimpin oleh Spartacus dianggap sebagai panji perjuangan kelas tertindas untuk mendapatkan kebebasannya, sebuah fakta yang bergema di banyak kelompok dan ideologi. Dalam istilah Marxis, pemberontakan adalah contoh sempurna perjuangan kelas.

Filsuf Perancis, Voltaire, mempunyai pendapat yang agak radikal mengenai masalah ini, dan menggambarkan Perang Budak Ketiga sebagai satu-satunya perang yang adil dalam sejarah. Lebih dari 2.000 tahun kemudian, pemberontakan ini terus menjadi inspirasi bagi para penulis, pemikir, buku, film, serial televisi, dan bahkan video game.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun