Nilai dan orientasi hanya tercipta melalui seni penampilan. Oleh karena itu, sastra dan estetika bukanlah suatu torsi subordinat dari semangat dunia yang beroperasi secara dialektis. Refleksi tidak bisa lagi "mengungguli" seni. Logos itu sendiri hanyalah sebuah ekspresi dari keinginan kreatif untuk berkuasa, yang pada akhirnya merupakan artefak linguistik. Pergeseran paradigma yang terjadi menjelang akhir abad ke-19 ini memberikan dorongan yang menentukan bagi modernitas sastra. Dengan menggunakan bentuk-bentuk representasi eksperimental yang dengan sengaja menjauhkan diri dari Hegel, ia berupaya membuat pengalaman dapat direpresentasikan kembali. Apollo ;
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H