Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Alam

19 Desember 2023   19:41 Diperbarui: 19 Desember 2023   19:45 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pewarna alam yang pertama adalah emas,
agar warna hijaunya lebih pekat.
Daun awalnya berbunga
Dan hidup sesaat.
Daunnya mati karena berguguran, menari-nari,
Bagaikan Eden yang tenggelam,
Fajar pun terbit hari demi hari,
Tak ada lagi emas yang tersisa.

beristirahat, seperti pohon yang beristirahat
ketika daun-daunnya telah terbelah,
tanpa menunggu hujan lagi di malam hari
atau fajar menyingsing;

namun sunyi, begitu hening
saat angin datang dan pergi,
tidak lagi takut akan cuaca beku yang keras
atau beban senja berhala;

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun