Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cahaya

17 Desember 2023   20:35 Diperbarui: 17 Desember 2023   20:51 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cahaya

Ketika aku bangun
aku terkejut dengan gambaran yang hilang
Pohon yang sama di pagi hari
dan di selokan
burung yang meminum anggur
semua berubah menjadi emas hari itu.

Kita hidup,
yang meragukannya,
pohon salam, burung, air
dan aku, yang melihat dan haus.

Pertama  fajar yang gemetar dan samar-samar,
seberkas cahaya gelisah yang membelah lautan;
kemudian ia berkilau, tumbuh, dan mengembang
dalam ledakan kejernihan yang menyala-nyala

Cahaya terang adalah kegembiraan,
bayangan menakutkan adalah kesedihan.
Oh! Di malam kelam jiwaku,
kapan fajar menyingsing?

Jalan semut di bawah langit,
muara yang memberimu kata-kata bercahaya,
matahari terbenam yang kau mainkan dengan hujan.

Kenapa kamu lupa?
"Kenapa kamu tidak ingat apa pun?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun