Relasi paradigmatik terjadi di dalam otak penutur (relasi tersebut merupakan relasi "dalam ketiadaan"), yang mengasosiasikan unsur-unsur sistem yang mempunyai kesamaan (misalnya, ketinggian /kesegaran/kehangatan ; kasih sayang/kasih sayang/cinta ; pengampunan/panas/perhatian ) , yaitu, asosiasi dapat didasarkan pada adanya unsur-unsur umum - sufiks -, pada analogi makna atau pada kesamaan bunyi sederhana. Unsur-unsur yang dibangkitkan membentuk keluarga asosiatif yang tidak mempunyai urutan tertentu atau, secara umum, jumlah yang pasti.
Sinkronisasi dan diakroni. Atas dasar dimensi waktu, Saussure mengemukakan perlunya membedakan perspektif sinkronis dan perspektif diakronis dalam kajian linguistik, suatu kebutuhan yang umum bagi semua ilmu yang beroperasi dengan nilai. Oleh karena itu ia mengusulkan, pertama, linguistik sinkronis yang berhubungan dengan aspek statis bahasa ("poros simultanitas"), yang didefinisikan sebagai sistem nilai murni di luar semua pertimbangan sejarah dan, kedua, linguistik diakronis ( "poros suksesi"), yang mempelajari evolusi suatu bahasa. Bagi Saussure, pertentangan antara kedua sudut pandang tersebut adalah mutlak: bahasa diumpamakan dalam pengertian ini dengan permainan catur: nilai masing-masing bidak bergantung pada posisinya di papan, oleh karena itu, sistem selalu merupakan sesuatu yang sesaat. , yang mana bervariasi dari satu posisi ke posisi lain (= sistem dalam keadaan setimbang). Perubahan evolusioner (=perubahan sistem) hanya mempengaruhi elemen yang terisolasi - seperti pergerakan sebuah benda;
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H