Untuk sistem psikologis dan sosial, dan untuk model budaya yang tidak biasa kita sebut sebagai teori, melainkan sebagai doktrin, melodi, atau ritus, kasusnya sama saja. Tidak seperti gen, dan sumber informasi non-simbolis lainnya, yang hanya merupakan model, bukan model, pola budaya mempunyai aspek ganda yang intrinsik: pola budaya memberi makna, yaitu bentuk konseptual obyektif, pada realitas sosial dan psikologis, baik dengan cara membentuk dirinya sendiri terhadap realitas sosial maupun psikologis. dengan membentuknya sendiri.
Faktanya, aspek ganda inilah yang memisahkan simbol-simbol sejati dari bentuk-bentuk signifikansi lainnya. Model-modelnya ditemukan, seperti ditunjukkan dalam contoh gen, di seluruh tatanan alam; karena dimanapun ada pola komunikasi, program seperti itu, dalam logika sederhana, diperlukan. Di antara hewan, pembelajaran jejak mungkin merupakan contoh yang paling mencolok, karena yang dimaksud dengan pembelajaran tersebut adalah presentasi otomatis dari rangkaian perilaku yang sesuai oleh hewan model di hadapan hewan belajar yang berfungsi, secara otomatis, untuk memanggil dan menstabilkan hewan. serangkaian respons tertentu yang secara genetis tertanam dalam hewan pembelajar Tarian komunikatif dua ekor lebah, yang salah satunya telah menemukan nektar dan yang lainnya mencarinya, merupakan contoh lain yang agak berbeda dan memiliki kode yang lebih rumit.
Craik bahkan mengemukakan tetesan air tipis yang pertama kali turun dari mata air pegunungan ke laut dan menghaluskan saluran kecil untuk volume air yang lebih besar setelahnya, memainkan semacam model fungsi. Namun model proses-proses linguistik, grafis, mekanis, natural, dll., yang berfungsi bukan untuk menyediakan sumber informasi yang dapat digunakan untuk mempolakan proses-proses lain, namun untuk merepresentasikan proses-proses yang berpola itu, untuk mengekspresikan strukturnya dalam bentuk yang sama. media alternatif  lebih jarang dan mungkin hanya terbatas pada hewan, dan pada manusia saja.
Persepsi mengenai kesesuaian struktural antara sekumpulan proses, aktivitas, relasi, entitas, dan sebagainya, dengan rangkaian lainnya yang bertindak sebagai sebuah program, sehingga program tersebut dapat dianggap sebagai representasi, atau konsepsi suatu simbol. Â terprogram, merupakan hakikat pemikiran manusia. Intertransposabilitas model-model dan model-model yang dimungkinkan oleh formulasi simbolik adalah ciri khas mentalitas kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H