Pada saat yang sama, kita harus yakin dengan ide-ide yang akan kita komunikasikan. Jika ada unsur keraguan dalam diri kita (karena kita berdiri tidak stabil, karena kita ragu-ragu dalam berbicara, atau kita tidak ingat bagian-bagian dari pidato kita), kita berisiko kehilangan kredibilitas di mata orang lain.
Pilar 2: Emosi (Pathos). Emosi adalah pilar kedua yang menonjol dan mengacu pada kemampuan seseorang untuk terhubung secara emosional dengan audiensnya dengan tujuan melibatkan mereka dalam pesannya. Di sini nada suara sangat penting, begitu pula penggunaan bahasa non-verbal. Penggunaan teknik-teknik ini dengan baik akan memungkinkan kita memperkuat emosi yang ingin kita hasilkan pada audiens kita.
Pada gilirannya, Aristotle  menyoroti serangkaian alat yang dapat kita gunakan untuk menggambar. Penggunaan analogi, metafora, dan cerita memungkinkan masyarakat penerima untuk memvisualisasikan emosi dan berempati dengan pesan kami. Penggunaan Ethos yang efektif dapat mengarahkan penonton untuk merasakan emosi tertentu seperti kesedihan, kegembiraan, kemarahan atau ketakutan, yang dapat membantu meyakinkan mereka untuk menerima suatu argumen atau ide.
Pilar 3: Logika atau Alasan (Logos). Dalam retorika Aristotle, logos mengacu pada persuasi melalui ucapan yang logis dan argumentatif. Ini melibatkan penggunaan argumen dan bukti untuk meyakinkan publik dan menunjukkan validitas suatu pernyataan atau posisi.
Dalam seni persuasi, munculnya akal tidak bisa dihindari. Emosi dan kredibilitas sangat berguna, tetapi jika perkataan Anda tidak didukung oleh argumen yang dianggap valid oleh audiens Anda, semua persiapan sebelumnya bisa hancur.
Penyajian ide-ide yang jelas dan terorganisir dengan baik memungkinkan audiens memahami alasannya tetapi pada saat yang sama memberikan kita spontanitas. Selain itu, Anda harus memberikan perhatian khusus pada struktur dan isi pidato Anda, termasuk pemilihan dan pengorganisasian argumen, bukti yang disajikan, dan logika yang digunakan sehingga audiens Anda dapat menghubungkan titik-titik dan mencapai kesimpulan yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H