Ada 3 jalur realisasi ( marga atau yoga ) yang memungkinkan seseorang mencapai moksha atau Moksa adalah:
Jalan pertama terdiri dari menjalankan ritual harian dengan cermat dan upacara inisiasi utama ( karma-marga ). Umat beriman seharusnya menjalani kehidupan yang jujur dan lurus sesuai dengan ajaran kasta mereka: kesesuaian inilah yang akan memungkinkan mereka terlahir kembali dengan lebih baik.
Jalan kedua adalah pengabdian total (bhakti-marga) terhadap dewa (biasanya Wisnu atau Krishna). Ini adalah jalan bagi orang-orang yang meninggalkan keduniawian, yaitu orang-orang sadhu yang berpakaian minim atau telanjang bulat yang hidup semata-mata dari pemberian (yang tidak boleh mereka minta, tetapi terima dengan hati yang murni).
Dan jalan ketiga adalah jalan pengetahuan, yang secara tradisional diperuntukkan bagi kasta tinggi (jnana-marga).
Dari ketiga cara keselamatan tersebut, karma-marga lah yang dilakukan oleh mayoritas umat Hindu. Kewajiban utama seorang Hindu adalah menyesuaikan diri dengan dharma kasta dan tidak berusaha melakukan tugas yang menjadi kewajiban seseorang dari kasta lain.Bhagavad Gita dengan jelas menyatakan hal ini: Lebih baik melaksanakan tugas sendiri dengan buruk daripada menjalankan tugas kasta lain dengan sempurna .
Kerja manual, misalnya, diperuntukkan bagi kasta yang lebih rendah seperti Chandala (seperti pekerjaan pembersih kotoran manusia). Mereka yang melaksanakannya tidak diperbolehkan melakukan kontak intim dengan kasta atas. Selain larangan pernikahan antar kasta, para Chandala tidak boleh mendekati tempat penyiapan makanan atau sumur yang disediakan untuk kasta tinggi, atau bahkan kuil (terutama di India selatan). Kontak sederhana mereka dan bahkan bayangan mereka dianggap najis, oleh karena itu mereka diberi nama Tak Tersentuh
Salah satu dampak dari kepercayaan terhadap karma terlihat di kalangan umat Hindu sebagai kecenderungan ke arah fatalisme. Mereka percaya  status sosial dan kondisi kehidupan seseorang adalah balasan yang adil atas perbuatannya di masa lalu, dan selalu pantas mendapatkan apa pun itu.
Umat Hindu dapat berusaha mengumpulkan karma baik dan berharap untuk dilahirkan kembali dalam konteks yang lebih dapat ditanggung. Inilah sebabnya mengapa dia akan lebih mudah diselesaikan dibandingkan orang Barat. Dalam hal ini, seorang Hindu melihat suatu prinsip kausalitas yang terkait dengan keberadaannya sebelumnya, sebuah prinsip yang terdiri dari menuai selama hidupnya apa yang akan ia tabur di kehidupan sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H