dalam karya Simmel kita menemukan kemungkinan untuk menjelaskan pentingnya budaya material. Kehadiran jasmani (termasuk suara) dan benda-benda di sekitarnya (mulai dari ornamen, parfum, garpu, piring, hingga teknologi seperti jam saku dan penggantinya yang kekinian) menjadi acuan material yang dimasukkan ke dalam analisis persepsi. . Yang benar adalah  Simmel tidak menguraikan refleksi tentang sentuhan, meskipun faktanya alasan tertentu dapat diambil dari pengertian genetik.
Melalui indra peraba, berbagai hubungan afektif-jasmani terjalin, sehingga kesenjangan ini perlu ditutupi di Simmel dan di luar Simmel. Yang terakhir ini  dapat diperkaya dengan perspektif yang memungkinkan untuk menghistoriskan proses yang melaluinya terdapat "pemisahan indra" antara penglihatan dan sentuhan, sebagaimana dikemukakan hal ini akan menjadi salah satu penjelasan yang menjelaskan paradoks tersebut. yang ada antara tuntutan untuk dilihat di kota dan ketakutan akan kontak tubuh antara orang asing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H