Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menangis

20 Oktober 2023   00:31 Diperbarui: 20 Oktober 2023   00:32 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menangis itu hal yang sepele,
desahan muncul dari dada dalam sekejap,
tapi karena hal-hal sebesar itu
terkadang masih ada yang mati.

Kehidupan menggemeretakkan kakinya dan seharusnya tenang,
namun bagaimana ia bergegas masuk dengan sepatu berlumpur
dan saya terus menggosok bekas hitamnya -
karena gesekan langit terkelupas.
Dan lagi aku mengambil perak dari dada -
untuk luka dan lubang di pinggang.
Apakah Engkau di sampingku, Tuhan, mengapa
laki-laki-Mu baik hati, tetapi hanya mati?

Hidupku sudah dua kali berakhir,
belum mencapai jam ketujuh.
Jika aku abadi, aku tidak akan
menjalani
menit-menit membara yang
telah dua kali diberikan takdir kepada saya.
Perpisahan adalah momen yang dihabiskan di surga
dan kekekalan yang dijalani di neraka
. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun