- Wahai ibuku, ibu pertiwi tersayang,
- kenapa kamu menangis begitu memilukan, begitu manis?
- Beo dan Garuda, dan kamu, burung terkutuk,
- di kuburan siapa kamu bersuara jelek sekali di sana?
Â
- Oh, aku tahu, aku tahu, kamu menangis, ibu,
- berhenti menjadi budak ditanah airku
- tutup mulutmu itu suara sucimu, ibu,
- adalah suara tanpa bantuan, suara di padang gurun.
Â
- Menangis! Di sana dekat kota IKN
- menonjol, Â melihat, tiang gantungan hitam,
- dan putramu yang satu,Nusantara,
- tergantung padanya dengan kekuatan yang mengerikan.
Â
- Burung gagak bersuara jelek dan menakutkan,
- anjing dan serigala melolong di ladang,
- orang tua berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh,
- wanita menangis, anak-anak menjerit.
Â
- Musim kemarau menyanyikan lagu jahatnya,
- angin puyuh mengejar duri di sawah ladang,
- dan panas, dingin, dan beku, dan menangis tanpa harapan
- mereka membuatmubersedih hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!