Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perpisahan

9 Oktober 2023   23:45 Diperbarui: 9 Oktober 2023   23:52 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar sekali, kita tidak akan pernah berkelana lagi
selarut ini,
meski hati tetap mencintai
dan bulan tetap terang benderang.

Sebab pedang telah habis sarungnya,
Dan jiwa telah melelahkan dada,
Dan jantung harus berhenti bernapas,
Dan bahkan cinta pun harus beristirahat.

Sekadar iseng, para pelaut biasanya
memburu elang laut, burung-burung besar di lautan
yang mengikutinya, teman-teman yang malas di jalan,
kapal yang meluncur di atas jurang yang pahit.

Tapi... apa itu? Itu tidak pernah pulih!
Dan setiap mata air yang digariskan
adalah satu lagi mayat yang hidup kembali
dan satu lagi kepompong yang menggugurkan daunnya!

Saat badai ketuhanan mereda di pelipisku,
aku akan berbaring, memainkan rambut ikalmu yang tebal,
Di dadamu, dahiku yang mengantuk,
Bunyikan perpisahan dan  irama ciuman terakhirmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun