Benar sekali, kita tidak akan pernah berkelana lagi
selarut ini,
meski hati tetap mencintai
dan bulan tetap terang benderang.
Sebab pedang telah habis sarungnya,
Dan jiwa telah melelahkan dada,
Dan jantung harus berhenti bernapas,
Dan bahkan cinta pun harus beristirahat.
Sekadar iseng, para pelaut biasanya
memburu elang laut, burung-burung besar di lautan
yang mengikutinya, teman-teman yang malas di jalan,
kapal yang meluncur di atas jurang yang pahit.
Tapi... apa itu? Itu tidak pernah pulih!
Dan setiap mata air yang digariskan
adalah satu lagi mayat yang hidup kembali
dan satu lagi kepompong yang menggugurkan daunnya!
Saat badai ketuhanan mereda di pelipisku,
aku akan berbaring, memainkan rambut ikalmu yang tebal,
Di dadamu, dahiku yang mengantuk,
Bunyikan perpisahan dan irama ciuman terakhirmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H