Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Solidaritas (1)

28 September 2023   19:09 Diperbarui: 3 Oktober 2023   08:28 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solidaritas adalah kemampuan bersosialisasi antar manusia untuk memenuhi kebutuhan dasarnya; Yaitu kesatuan manusia dengan manusia lain yang sejenis, dihubungkan oleh ikatan yang identik, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Dalam Santo Thomas, prinsip solidaritas adalah pengetahuan seseorang akan perlunya dan pentingnya hidup bermasyarakat dan bersatu dengan orang lain. Untuk mencapainya, manusia harus mempunyai kecenderungan yang diperlukan untuk mengamalkan kebajikan solidaritas, yang diwujudkan dalam tindakan nyata atau tindakan yang menunjukkan kemampuan bersosialisasinya. Dalam pengertian ini, kewajiban solidaritas terdapat dalam penolakan terhadap individualisme egois untuk memperoleh kesejahteraan.

Thomas Hobbes.Solidaritas menurut Hobbes muncul sebagai instrumen sosial yang diperlukan untuk pembentukan dan konsolidasi Negara. Ini adalah sarana yang memfasilitasi hubungan sosial, kohesi sosial, persatuan antar manusia dan keterbukaan antar laki-laki, untuk mengakhiri masalah "konflik alamiah manusia".

Oleh karena itu, solidaritas adalah sikap, "watak rasional" untuk meninggalkan dorongan individualistis alami kita demi kepentingan orang lain dan, kebetulan, kepentingan pribadi. Ketika semua orang memutuskan untuk bersatu, modifikasi atau pembatalan perjanjian tidak mungkin dilakukan dan satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah "bersama" menghormati peraturan yang telah ditetapkan dan akan dikenakan sanksi segera jika mereka gagal mematuhinya.

Lebih lanjut, Hobbes secara implisit memaparkan solidaritas sebagai kewajiban manusia untuk berintegrasi secara permanen dengan spesies yang sama, yang hanya dapat dicapai jika ia terus-menerus saling bergantung dengan orang lain.

Dengan cara ini, solidaritas Hobbesian mencerminkan evolusi pribadi, dari sikap egoistik individu menjadi sikap altruistik kolektif, demi kesejahteraan yang lebih besar dan lebih baik bagi seluruh umat manusia. Hal-hal ini bersatu atau berhubungan untuk menciptakan tatanan di mana masing-masing memberikan kontribusi terbaik dari dirinya (perdagangan atau profesi) kepada masyarakat sebagai imbalan untuk menerima manfaat yang lebih besar dan lebih baik daripada apa yang akan mereka terima jika mereka memutuskan untuk bertindak sendiri-sendiri.

Sebagai sebuah prinsip, hal ini menandai penolakan terhadap keadaan egoisme dan individualisme dengan imbalan keadaan kesejahteraan yang lebih baik. Lebih lanjut, sikap solidaritas adalah kecenderungan untuk mencapai kebaikan kolektif yang lebih besar atau lebih baik, melalui penolakan terhadap egoisme atau individualisme. 

Pada saat yang sama, kebajikan solidaritas dalam Hobbes adalah praktik sosialisasi yang cenderung mencapai kebaikan yang lebih besar atau lebih baik, dan yang memiliki tugas solidaritas sebagai penerimaan dan kepatuhan wajib terhadap aturan yang diberikan oleh Negara untuk menjamin dan memfasilitasi solidaritas antara manusia dan masyarakat. sehingga memperoleh manfaat yang lebih besar.

Citasi Buku pdf, Emile Durkhiem:

  • The Division of Labor in Society. Translated by W.D. Halls. New York: The Free Press, 1984.
  • The Rules of Sociological Method and Selected Texts on Sociology and Its Method. Translated by W. D. Halls, Steven Lukes, ed. New York: The Free Press, 1982.
  • Sociology and Philosophy. Translated by D. F. Pocock. London: Cohen and West, 1953.
  • Contains three important articles: “Individual and Collective Representations” (1898), “The Determination of Moral Facts” (1906), and “Value Judgments and Judgments of Reality” (1911).
  • Professional Ethics and Civic Morals. Translated by Cornelia Brookfield. London: Routledge and Kegan Paul, 1957.
  • Socialism and Saint-Simon. Translated by C. Sattler. Yellow Springs, Ohio: Antioch Press, 1958.
  • “The Dualism of Human Nature and Its Social Conditions.” in Émile Durkheim, 1858-1917: A Collection of Essays, with Translations and a Bibliography, edited by Kurt Wolff. Translated by Charles Blend. Columbus, Ohio: Ohio State University Press, 1960.
  • “Individualism and the Intellectuals.” in Emile Durkheim on Morality and Society, edited by Robert Bellah. Translated by Mark Traugott. Chicago: University of Chicago Press, 1973.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun