Oleh karena itu, Marxisme berada dalam posisi untuk mengkritik idealisme karena dianggap terlalu akademis; dalam kasus penindasan dan eksploitasi sosial, yang dibutuhkan bukanlah perubahan mental, melainkan perubahan material. Dorongan untuk membebaskan kaum tertindas mengarah pada dorongan politik yang berlawanan dengan Hegelianisme, yang diungkapkan dalam pepatah materialisme sejarah: basis ekonomi menentukan suprastruktur ideologis (dan bukan sebaliknya).
Arah determinisme ini telah menjadi kekuatan penggerak ilmu-ilmu Marxis, namun penerapan determinisme  terbukti menjadi kelemahan utamanya. Hal ini terutama terlihat jelas dalam upaya Marxis untuk mengembangkan teori bahasa. Marxisme berada dalam posisi mengkritik idealisme karena terlalu akademis; dalam kasus penindasan dan eksploitasi sosial, yang dibutuhkan bukanlah perubahan mental, melainkan perubahan material. Dorongan untuk membebaskan kaum tertindas mengarah pada dorongan politik yang berlawanan dengan Hegelianisme, yang diungkapkan dalam pepatah materialisme sejarah: basis ekonomi menentukan suprastruktur ideologis (dan bukan sebaliknya).
Arah determinisme ini telah menjadi kekuatan penggerak ilmu-ilmu Marxis, namun penerapan determinisme  terbukti menjadi kelemahan utamanya. Hal ini terutama terlihat jelas dalam upaya Marxis untuk mengembangkan teori bahasa. Marxisme berada dalam posisi mengkritik idealisme karena terlalu akademis; dalam kasus penindasan dan eksploitasi sosial, yang dibutuhkan bukanlah perubahan mental, melainkan perubahan material.
Dorongan untuk membebaskan kaum tertindas mengarah pada dorongan politik yang berlawanan dengan Hegelianisme, yang diungkapkan dalam pepatah materialisme sejarah: basis ekonomi menentukan suprastruktur ideologis (dan bukan sebaliknya). Arah determinisme ini telah menjadi kekuatan penggerak ilmu-ilmu Marxis, namun penerapan determinisme  terbukti menjadi kelemahan utamanya.
Hal ini terutama terlihat jelas dalam upaya Marxis untuk mengembangkan teori bahasa. namun penerapan determinisme  terbukti menjadi kelemahan utamanya. Hal ini terutama terlihat jelas dalam upaya Marxis untuk mengembangkan teori bahasa. namun penerapan determinisme  terbukti menjadi kelemahan utamanya. Hal ini terutama terlihat jelas dalam upaya Marxis untuk mengembangkan teori bahasa.
Citasi:
- Clark, Martin P., 1977, Antonio Gramsci and the Revolution That Failed, New Haven: Yale University Press.
- Davidson, Alistair, 1977, Antonio Gramsci: Towards an Intellectual Biography, London: Merlin and Atlantic Highlands, NJ: Humanities Press.
- Davis, John A. (ed.), 1979, Gramsci and Italy’s Passive Revolution, London: Croom Helm.
- Gill, Stephen (ed.), 1993, Gramsci, Historical Materialism and International Relations, Cambridge: Cambridge University Press.
- Ives, Peter, 2004, Language and Hegemony in Gramsci, (Reading Gramsci), London/Ann Arbor, MI: Pluto Press.
- Laclau, Ernesto and Chantal Mouffe, 1985, Hegemony and Socialist Strategy: Towards a Radical Democratic Politics, London: Verso.
- Levy, Carl, 1999, Gramsci and the Anarchists, Oxford/New York: Berg.
- Morera, Esteve, 1990, Gramsci’s Historicism: A Realist Interpretation, London/New York: Routledge.
- Morton, Adam D., 2007, Unravelling Gramsci: Hegemony and Passive Revolution in the Global Economy (Reading Gramsci), London/Ann Arbor, MI: Pluto Press.
- Mouffe, Chantal (ed.), 1979, Gramsci and Marxist Theory, London: Routledge & Kegan Paul.
- Sassoon, Anne Showstack, 1980, Gramsci’s Politics, New York: St. Martin’s Press. Second edition, 1987, London: Hutchinson.
- Thomas, Peter D., 2009, The Gramscian Moment: Philosophy, Hegemony and Marxism, (Historical Materialism Book Series 24), Leiden ; Boston: Brill.
- Togliatti, Palmiro, 1979, On Gramsci, and Other Writings, Donald Sassoon (ed.), London: Lawrence and Wishart.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H