Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Seni Martin Heidegger

19 Juli 2023   00:57 Diperbarui: 19 Juli 2023   13:48 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri/Filsafat Seni Martin Heidegger

Di sana, candi berdiri di atas dasar bebatuannya. Dengan beristirahat di atas batu, karya mengekstraksi darinya kegelapan yang terbungkus dalam penyangga tak berbentuk dan tidak dipaksa menjadi apa pun. Berdiri di sana, bangunan itu dengan kokoh menahan badai yang melepaskan atapnya dan begitulah cara menonjolkan kekerasannya. 

dokpri
dokpri

Kecerahan dan kilau batu itu, yang tampaknya merupakan anugerah matahari, itulah yang membuat terang siang hari, luasnya langit, gelapnya malam menjadi jelas. Ketinggiannya yang aman inilah yang membuat ruang udara yang tak terlihat terlihat.  Bumi adalah tempat munculnya kembali untuk menyambut segala sesuatu yang muncul seperti itu. Dalam apa yang muncul, bumi menghadirkan dirinya sebagai sesuatu yang menyambut. Pekerjaan bait suci, didirikan di sana, membuka dunia dan pada saat yang sama mengembalikannya ke bumi, Martin Heidegger, Asal Usul Karya Seni.

Melihat candi sebagai sebuah karya seni, kita mengalami dunia yang diciptakannya dan memberi tahu kita  candi terbuat dari sesuatu, menciptakan kesatuan antara bebatuan dan candi, tetapi kita tetap tahu  itu adalah bebatuan. Saat mengamati candi, bebatuan membuat kami terpesona. Dengan demikian, sifat aslinya terungkap dalam ketegangan antara bebatuan yang mencoba menjadi candi, namun tetap mengakar sebagai tanah. Seni memungkinkan kita untuk melihat dunia dan bumi yang ada bersama dalam karya seni, dan dengan demikian kita dapat melihat  dunia yang ditampilkan terhubung dengan dunia kita sendiri.

Bagi Heidegger, karya seni bukanlah representasi sederhana tentang bagaimana segala sesuatunya. Sebaliknya, karya seni memungkinkan kita berbagi pemahaman tentang budaya kita atau budaya apa pun. Kita bersama dunia dan dengan orang lain, kita berakar di tanah air yang menghubungkan kita dengan budaya semua orang yang pernah hidup sebelum kita. Konsekuensinya, makna eksis secara inheren berubah setiap kali sebuah karya seni baru diciptakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun