Bagian berikut membahas posisi filsafat dan teknologi. Ternyata hari ini, seperti dulu, "keunggulan teknologi" berlaku, yaitu teknologi diberi peringkat pertama di atas bentuk-bentuk simbolik lainnya. Contohnya adalah mayoritas mahasiswa di Universitas Augsburg memiliki ponsel. Namun, tekad eksternal seperti itu bertentangan dengan esensi pikiran. Semangat melawan balik. Orang-orang bertanya tentang inti dan tujuan teknologi. Kontemplasi teknologi diikuti oleh semacam jalan mundur dan introspeksi. Dengan mengenali determinasi, filosofi mendapatkan keunggulan.
Akhirnya bagi Cassirer, filsafat harus berhubungan dengan dunia kehidupan. Filosofi bentuk-bentuk simbolik menyiratkan pembentukan dunia yang berprinsip dan komprehensif oleh manusia. Persyaratan dibangun. Hal ini terjadi dalam konteks sosial dan budaya. Menurut Cassirer, tugas filsafat adalah menunjukkan kesempurnaan proses simbolisasi. Otak tidak bisa menjadi satu-satunya titik awal deskripsi subjek. Konsep subjek sebagian besar ditentukan oleh faktor budaya dan sejarah. Dengan menjelajahi otak yang terisolasi, seseorang tidak memiliki kesempatan untuk mengintegrasikan dinamika situasi budaya atau sosial ke dalam penelitiannya, sehingga kehilangan pandangan tentang tingkat konstitutif dari konsep-subjek. Karena keadaan yang berubah di mana konsep dibentuk, konsep subjek hanya dapat mengklaim validitas kontekstual.
Mengenai suatu kebenaran dalam humaniora Gadamer menulis  tugas filsafat adalah memunculkan sesuatu yang dipertanyakan dan bijaksana. Oleh karena itu, upaya untuk membuat pernyataan yang tak terbantahkan bukanlah salah satu tugas penyelidikan filosofis. Sekali lagi, tidak ada temuan konklusif yang harus diberikan dalam penelitian ini. Sebaliknya, tujuan di sini adalah untuk bekerja dengan mempertimbangkan aspek deskripsi subjek ilmu saraf yang layak.
Bagaimanapun Filsuf Ernst Cassirer (1874/1945) menulis pada tahun 1929: 'Untuk apa yang dicari [filsafat bentuk simbolik] bukanlah faktor umum dalam keberadaan sebagai faktor umum dalam makna. Oleh karena itu kita harus berusaha untuk membawa ajaran patologi, yang tidak dapat diabaikan, ke dalam konteks filsafat budaya yang lebih universal' (Cassirer, 1955). Pernyataan ini merangkum pendekatannya dalam mengalihkan fokus teori psikopatologis dari otak dan lokalisasinya ke interaksi hidup antara diri dan lingkungan sosialnya. Tema  Cassirer Filsafat bentuk simbolik- dan apakah konsepnya masih memiliki peran dalam ontologi psikopatologi dijadikan landasan pada tulisan berikutnya;
Citasi:
- Â Cassirer, Ernst: "Symbol, Technology, Language", Â diedit oleh Ernst Wolfgang Orth dan John Michael Krois, Hamburg, Meiner, 1985
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H