Hanya dengan cara ini relevansi studi tentang bentuk-bentuk identitas ini dalam studi politik, sosial, psikologis atau pedagogis dapat dipahami. Dengan demikian, kita akan memiliki hal-hal atau objek, seperti subjek, dibentuk dalam dua cara:Â
dalam diri mereka sendiri dan dalam hubungannya dengan objek dan subjek lain, sedemikian rupa sehingga satu-satunya cara untuk memahaminya adalah dalam proses sintesis.  Bentuk-bentuk objektivitas yang kita kenali dalam tradisi-tradisi tertentu (misalnya, paradigma dalam sains atau norma-norma moral) akan ditemukan dalam temporalitas yang terbatas, tidak pernah secara definitive pada sejarah efek, dan mereka dibingkai dalam perpaduan cakrawala temporal yang beragam; dengan demikian, mereka  tidak relatif terhadap subjektivitas tunggal,  tidak berada dalam paradoks ketidakterkomunikasian.Â
Jika demikian halnya, yang penting untuk memahami hubungan antara subjektivitas dan objektivitas terletak pada studi tentang transformasi, sintesis, dan dekonstruksinya, bukan pada reduksi epistemologis atau ontologisnya. Oleh karena itu, studi kontemporer cenderung mempelajari bentuk-bentuk subjektivitas tertentu dalam waktu dan studi tentang benturannya dengan bentuk-bentuk objektivitas yang  terbingkai dalam cakrawala temporal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H