Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Karma (1)

17 Juni 2023   18:38 Diperbarui: 17 Juni 2023   19:01 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Mengapa orang memiliki karma yang berbeda?/dokpri

Gagasan tentang karma terkadang sedikit terdistorsi oleh interpretasi yang fatalistik. Namun, fakta  situasi sulit dan menyakitkan yang kita alami berasal dari tindakan masa lalu tidak berarti kita tidak dapat berusaha meringankannya sekarang dan di masa mendatang. Karena karma mencakup tindakan masa lalu yang membentuk masa kini dan niat serta tindakan saat ini yang akan membentuk masa depan.

Jadi ketika kita bertindak dengan kebaikan, kasih sayang, dan kemurahan hati, kita menjadikan diri kita orang yang baik hati, penyayang, dan murah hati. Kita membentuk karakter kita. Ini pada gilirannya memiliki efek positif pada dunia di sekitar kita.

Ketidaktahuan secara khusus mengacu pada tidak mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya. Kami tidak mengetahui sifat sebenarnya dari segala sesuatu, dan terlebih lagi kami membangun gagasan tentang apa yang kami yakini sebagai sifat sebenarnya dari segala sesuatu. Dari kesalahpahaman ini, kita menganggap penampakan fenomena sebagai benar-benar ada, secara permanen dan independen. Dalam konteks Buddhis, kita sering mendengar  mungkin agak konyol menciptakan karma. Tapi apa artinya itu?

Jika Anda ingin mengetahui kehidupan masa lalu Anda, lihatlah keadaan Anda saat ini; jika Anda ingin mengetahui kehidupan masa depan Anda, lihatlah tindakan Anda saat ini." Padmasambhava

Karma menemukan ekspresi penuhnya dalam Kebenaran Mulia Kedua seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha:

"Dan ini, para bhikkhu, adalah kebenaran mulia tentang asal mula penderitaan: keinginan yang mengarah pada penjelmaan lebih lanjut   keinginan akan kenikmatan indria, keinginan untuk menjadi, keinginan untuk tanpa-penjelmaan."

Dalam pengertian ini, semua fenomena adalah hasil dari pertemuan sebab dan kondisi dalam kemunculan bergantungan yang konstan berdasarkan kecenderungan untuk menangkap yang menyenangkan dan menjauhkan yang tidak menyenangkan.

Ketidaktahuan adalah salah satu dari dua belas mata rantai yang membentuk hukum kemunculan bergantungan dan merupakan asal mula kemunculan bergantungan. Doktrin saling ketergantungan kausal menggambarkan hukum alam, yang diekspresikan dalam perjalanan alami berbagai hal dan dalam rangkaian kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali yang berkelanjutan. Semua aspek tatanan alam saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.

Ketika kita mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang hukum sebab dan akibat, dan menyadari  setiap tindakan memiliki konsekuensi tertentu, kita dapat lebih berhati-hati tentang segala hal yang kita pikirkan, katakan, dan lakukan. Selain itu, ketika kita menyadari  perbuatan bajik pasti mengarah pada kebahagiaan dan perbuatan tidak bajik pada penderitaan, kita dapat lebih memperhatikan pikiran dan perasaan kita serta mengembangkan perspektif yang lebih luas tentang perilaku kita sendiri.

"Mengapa orang memiliki karma yang berbeda?". Semua karma, baik individu maupun kolektif, mempengaruhi keseluruhan. "Tidak ada individualitas absolut, sama seperti tidak ada totalitas absolut. Itulah yang sebenarnya. Semua karma mempengaruhi kita. Oleh karena itu, perbuatan kita, karma kita, tidaklah sama ataupun berbeda." Karma sangat sederhana dan sangat kompleks. Seperti semua ajaran Buddha, ajaran ini tidak diajarkan untuk mematahkan semangat siswa, tetapi untuk menginspirasi kemungkinan penolakan akan dunia sebagai wadah penderitan, dan penderitaan. Dalam bentuknya yang paling sederhana, ini logis tiga kali lipat: Bagaimana situasi saya? Bagaimana saya sampai di sini? Apa yang akan saya lakukan?

Penyebab dan kondisi yang membawa kita ke situasi kita saat ini sangat kompleks, bahkan tidak dapat dipahami, dan tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mengatasinya. Ini adalah karma warisan kita. Namun warisan ini tidak menghalangi kita untuk mengambil keputusan sekarang yang dapat berdampak positif di masa depan. Dengan menyadari tindakan kita melalui kesadaran alam, kita benar-benar dapat mengubah karma kita. Sekarang kita sedang menabur benih tentang bagaimana menciptakan kebahagiaan lebih lanjut dan mencegah penderitaan di masa depan. Karma adalah ajaran mendalam yang patut dipertimbangkan dengan hati-hati. Banyak keberuntungan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun