Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dwarapala

30 Mei 2023   10:04 Diperbarui: 30 Mei 2023   10:08 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dwarapala "kamu telah belajar untuk melihat seperti orang buta,
untuk mendengarkan dalam kegelapan ketika benih kering berdesir.
kamu selalu berada di titik di mana pernapasan dimulai.
Betapa kesepiannya: napas, batu yang mengapung,
seperti salah satu tumpukan yang kusediakan
untuk memberi nama   pada angin malam,
mengulanginya, mengulanginya, hingga akhirnya aku kosong,
mampu mengharapkan apapun."

Dwarapala siapa yang mempermainkanmu?  
yang lewat, melintasi hukum semua harmoni,
juga dalam nyanyian matahari, bulan dan bintang,
menyentuh mata anak lelaki
di punggung rumahnya di malam hari.
Cahaya terbuat dari es,  dan batu  bola salju
dilemparkan melalui waktu oleh karma dan ditangkap
di ujung lainnya: oleh para dewa"

 Basah kuyup Dwarapala keluar dari pangkuannya dan bersih.
kamu tahu semua itu dingin, hutan belantara yang basah.
Menggigil, aku menggosok jiwamu dengan handuk
dan menggantungnya di tali jemuran agar kering.
kamu dan handuk menyukainya di sana tertawa
dan mengepakkan angin tanpa tawaran.
Dari pantai selatan kita melihat sejauh cakrawala:
di sana dia membasuh kandungannya di lautan
setelah seharian penuh  sebagai penjaga cinta 

 dan kamu Dwarapala membasuh rahimnya di laut selatan
Semua yang hidup di lautan dan di atasnya
bersukacita atas kehadirannya.
Pasir di bawah bebatuan, gunung kidul
kayu apung menggoda. Kehidupan yang bahagia
berseru dan bersukacita.***

***Kaki Gunung Penanggungan, selasa Legi, 30 Mei 2023

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun