Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sabda Palon Nagih Janji

28 Mei 2023   19:53 Diperbarui: 28 Mei 2023   20:01 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sabda Palon Nagih Janji/dokpri

Sabda Palon Nagih Janji, dan ada kerinduan terus-menerus
Untuk semua yang tidak terbatas.
Tapi banyak yang harus dipertahankan.
Dan kesetiaan diperlukan.
Namun kita tidak boleh melihat ke depan atau ke belakang.
Kita harus membiarkan diri kita dipeluk
Bagaikan di atas perahu yang bergoyang di danau.

di atas bunga seperti butiran salju, melelehkan bunga emas. Dan musim ketika setiap makhluk mengeluarkan suaranya sendiri, kesetiaannya sendiri, cara sesuatu berhubungan dengan dirinya sendiri. Alam menyediakan beragam spesies sehingga secara keseluruhan mungkin ada lebih banyak nyanyian dan suara yang jelas yang mengungkapkan keinginan, atau sebagai alternatif, itu adalah ucapan.

Kemudian tiba-tiba Keilahian yang ramah menuntun kita pada awalnya
Dengan biru, lalu menyiapkan awan
Berbentuk seperti kubah abu-abu, dengan
Petir yang membakar dan guntur yang menggelegar,
Lalu datanglah keindahan ilalang sawah ladang,
Dan keindahan memancar dari
dan semua ini bersumber  dari sabda palon nanggih janji.

sabda palon nanggih janji karena ada hari terbuka cerah dengan gambar-gambar untuk semua orang,
sabda palon nanggih janji, saat ladang hijau tak pernah muncul di dataran jauh,
sabda palon nanggih janji, sebelum cahaya senja berubah menjadi senja,
Dan pantulan cahaya meringankan kebisingan siang hari.
sabda palon nanggih janji, saat batin dunia sering tampak mendung
sabda palon nanggih janji, dan semua tersembunyi, dan pikiran orang-orang penuh dengan keraguan
Dan kekesalan, tetapi sifat indah menyemangati hari-hari kita,
sabda palon nanggih janji, pada saat  pertanyaan kelam keraguan menjauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun