Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Platon: Metafora Gua dan Matahari

8 Mei 2023   09:27 Diperbarui: 8 Mei 2023   09:38 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Platon: Metafora Gua menuju Matahari

Platon: Metafora Gua menuju Matahari
Platon: Metafora Gua menuju Matahari

Interpretasi Gua Platon berfungsi untuk mengakui   ada beberapa tujuan yang salah dalam hidup, seperti uang, kekuasaan, dan kesuksesan, yang hanyalah bayang-bayang dari realitas sejati yang tidak dapat kita pahami dengan mata kita. Realitas ini hanya dapat kita tangkap secara intuitif untuk saat ini, karena ada sumber cahaya (Tuhan) yang memproyeksikannya untuk kita. Jadi ketika filsuf ingin mencerahkan kita, mari kita dengarkan dia: dia adalah salah satu dari sedikit yang berhasil membebaskan dirinya dari belenggu dan menghadapi kenyataan

Simpulan umum adalah:

  • Platon adalah salah satu filsuf Yunani yang paling pentingjamaan dahulu. Ia lahir pada tahun 428 atau 427 SM. Lahir di Athena dan meninggal 348/347 SM. Chr.
  • Platon dikenal dengan teori gagasannya, melalui aleori Gua. Ini kemudian dikembangkan dari karya-karyanya yang lengkap. Kata ide dalam hal ini bukan berarti ide, melainkan bentuk.
  • Platon atau Plato mendirikan Akademi, salah satu sekolah filsafat terpenting di jamaan dahulu. Platon menggunakan karyanya sendiri sebagai bahan ajar.
  • Karya-karya Platon terdiri dari dialog, atau catatan dialog , yang dilakukan oleh gurunya Socrates di ruang publik Athena kuno. Dengan "Nomoi" (hukum) dan "Epinomis" (hukum), Platon  menulis dua tulisan tentang dialog yang dia lakukan sendiri.
  •  Platon tidak pernah aktif sebagai politikus karena, baginya, politik dan moralitas tidak sejalan. Namun, dalam karyanya Politeia, ia menggambarkan negara ideal sebagai negara yang berada di bawah kekuasaan para filsuf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun