Religiusitas kitaÂ
Keyakinan kita pada sains saat ini telah menggantikan keyakinan pada agama dan dengan itu  interpretasi masalah kehidupan manusia yang mampu dilakukan oleh agama.
Jelas bahwa masih ada kebutuhan akan pandangan hidup di antara banyak orang saat ini. Ketersesatan dalam kekosongan agama yang berlaku ini telah menyebabkan berkembangnya sekte-sekte , langit dihuni oleh UFO, dan berbagai jenis gerakan Zaman Baru bermunculan. Gerakan-gerakan yang, melalui bermacam-macam ajaran agama dan ilmiah, menawarkan jawaban individu atas pertanyaan hidupnya.
Tidak seperti orang yang hidup lebih dari seabad yang lalu, hari ini kita memiliki kesempatan untuk memilih sendiri apa yang akan dipercaya. Iman telah menjadi individual dan pribadi. Namun tidak mudah untuk membentuk kepercayaan sendiri dalam masyarakat informasi saat ini di mana informasi dari berbagai jenis mengalir ke kita dari pagi hingga malam. Kami terus-menerus dipaksa untuk memilah dan memprioritaskan kesan mana yang harus kami pertahankan. Ini berlaku paling tidak untuk informasi yang berkaitan dengan spiritual.
Sebagai aturan, gereja tidak lagi berfungsi sebagai pedoman dalam masalah etika dan, karena alasan itu, Â tidak dapat menjawab pertanyaan hidup kita. Oleh karena itu, sebagian besar dari kita tidak memiliki norma pedoman agama untuk dijadikan sandaran, tetapi sebaliknya harus terus-menerus memutuskan sendiri apa yang benar dan salah dalam situasi yang berbeda.
Sistem norma agama dan norma yang lebih jelas saat ini telah digantikan oleh keragaman berbasis moral dan nilai di mana kita sendiri diharapkan untuk menciptakan pandangan hidup kita sendiri yang konsisten dengan citra realitas kita. Selain itu, keluarga dan sekolah tidak memiliki kemampuan mediasi norma yang sama seperti sebelumnya. Sebaliknya, sekarang biasanya kelompok teman sebayalah yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap norma kita.
Perubahan ini berkaitan dengan perubahan pola keluarga. Hari ini kami memiliki hubungan dengan lebih banyak orang daripada sebelumnya, sementara kontak menjadi lebih dangkal dan kurang permanen.
Kaum muda dibesarkan menuju kemerdekaan di mana kemerdekaan dari orang lain telah menjadi cita-cita. Di sebagian besar negara lain, justru lebih penting dan lebih alami bagi individu untuk memiliki ikatan yang lebih dekat dengan keluarga. Tetapi budaya menyukai individualisme. Ini berlaku tidak terkecuali untuk kurikulum sekolah, yang sangat mementingkan kemandirian individu. Kita hidup dalam masyarakat di mana kedewasaan sering disamakan dengan kemandirian, sendiri dan mandiri.
Aliran informasi masyarakat komunikasi yang konstan dan kacau berarti bahwa kita sering mencari stabilitas dalam keberadaan kita yang terfragmentasi. Namun sulit menemukan kestabilan dalam sebuah eksistensi yang tersaring melalui media.
Di rumah-rumah zaman sekarang, ponsel, komputer, dan perangkat TV telah menjadi altar rumah setiap keluarga. Informasi datang kepada kita tanpa kita harus berusaha. Pada saat yang sama, ada spesialisasi yang luas di masyarakat, tidak terkecuali di media. Keutuhan telah dipecah menjadi relung dan saat ini seringkali sulit untuk mendapatkan gambaran umum tentang suatu bidang studi.