Kekhawatiran lain adalah gagasan  Gambar Wayang (nama wayang di atas)  memiliki pusat komando di otak tempat ego berada dan mengevaluasi,  memutuskan,  dan memerintah.
Sebaliknya, Â harus menganggap ego sebagai keadaan yang terdistribusi secara spasial, Â mengatur diri sendiri tidak menarik dan juga tidak mudah. Selain itu, Â kegelisahan kita yang semakin meningkat tentang ketidakcocokan antara pengalaman diri kita dan gambaran ilmiah tentang kita. Secara subyektif, Â kita mengalami diri kita sendiri sebagai aktor mental yang otonom dengan kehendak bebas, Â yang memutuskan sendiri apa yang ingin mereka lakukan dan kemudian menerjemahkan keputusan ini menjadi aktivitas saraf sehingga apa yang ingin mereka lakukan terjadi. Pandangan ini semakin tidak sesuai dengan hasil penelitian neurobiologis.
Jadi kita hidup di dua dunia sekaligus. Dalam satu,  yang dialami secara subyektif,  mengambil persepsi  untuk realitas dan tidak menyadari bahwa kita sedang membangun - menganggap ego kita berada di tempat tunggal dan mempercayainya untuk dapat dengan bebas beralih dan memerintah. Namun,  dari perspektif neurobiologis,  kita harus menyadari bahwa asumsi dan gagasan ini sangat tidak masuk akal. Masa depan akan menunjukkan bagaimana wawasan ini akan memengaruhi citra diri mansusia. Mungkin kita akan terbiasa dengan kontradiksi,  sama seperti kita terbiasa dengan ketidakcocokan matahari terbit di timur sementara kita tahu bumi berputar di bawahnya. Disosiasi ini tampaknya tidak menimbulkan masalah bagi kita. Kedua deskripsi tersebut memenuhi fungsi yang saling melengkapi. Salah satunya menggunakan literatur,  yang lainnya untuk pembuat roket. Tapi kami tidak akan menerima kenyataan bahwa  bisa tertipu dengan gambar. Ini akan menggoyahkan kepercayaan diri kita pada gambar lebih lama daripada keraguan tentang persepsi kita sendiri bahkan repesentasi batin kita.
*) Tulisan ini diadopsi pada penelitian fenomenologi Gambar Wayang di Desa Pucung Bantul, Â Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H