Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pasisir Parangtritis

4 Januari 2023   11:50 Diperbarui: 4 Januari 2023   12:08 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasisir Parangtritis*
Di Pasisir Parangtritis, sepatu mu dipenuhi pasir (atau debu bulan)
kami melihat pemandangan laut di mana tidak akan terlihat bersama
mungkin tawa terdengar, aku belum mati
mungkin suara terdengar  sangat mudah kamu akan melupakan aku
Tapi sepanjang malam rambutmu di bantal tidak
membuatku tidur.

Di dalamnya tersembunyi seluruh  awan berpasir
dengungan konstan terdengar dari kepakan
ribuan burung patah sayap;

Pasisir Parangtritis, dan kamu masih berada di pantai kosong
yang dilapisi tulang patah dari ujung ke ujung,
dan bahkan jika kamu menggali lubang di pasir dengan jari  
, dua meter dari ombak, darah hitam akan tumpah disana
, dan besi dimakan kuda berpagar akan datang untuk meminum
kuda merah Kiamat di Pasisir Parangtritis,   mengamuktapa bisuku
dirantai bukannya tali; dan setiap malam dia menarik seprai kasur dari kakiku, ini hanya tapa mbisu

*Pasisir Parangtritis, Rabu Kliwon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun