Pasisir Parangtritis*
Di Pasisir Parangtritis, sepatu mu dipenuhi pasir (atau debu bulan)
kami melihat pemandangan laut di mana tidak akan terlihat bersama
mungkin tawa terdengar, aku belum mati
mungkin suara terdengar  sangat mudah kamu akan melupakan aku
Tapi sepanjang malam rambutmu di bantal tidak
membuatku tidur.
Di dalamnya tersembunyi seluruh  awan berpasir
dengungan konstan terdengar dari kepakan
ribuan burung patah sayap;
Pasisir Parangtritis, dan kamu masih berada di pantai kosong
yang dilapisi tulang patah dari ujung ke ujung,
dan bahkan jika kamu menggali lubang di pasir dengan jari Â
, dua meter dari ombak, darah hitam akan tumpah disana
, dan besi dimakan kuda berpagar akan datang untuk meminum
kuda merah Kiamat di Pasisir Parangtritis, Â mengamuktapa bisuku
dirantai bukannya tali; dan setiap malam dia menarik seprai kasur dari kakiku, ini hanya tapa mbisu*Pasisir Parangtritis, Rabu Kliwon
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!