Ronald Dworkin adalah seorang filsuf Amerika, ahli hukum, dan sarjana hukum konstitusional Amerika Serikat. Ajaran dan tulisannya tentang yurisprudensi masih banyak diikuti dan dirujuk oleh fakultas dan mahasiswa hukum, khususnya di Amerika Serikat.
Karya-karyanya menafsirkan hukum dengan cara yang dapat dipahami oleh orang awam. Terinspirasi oleh Franklin D. Roosevelt dan "Kesepakatan Baru" yang diusulkan olehnya, Dworkin memunculkan teori dan ide baru.
Dia menantang dan mengkritik filosofi hukum yang berlaku dan bahkan para mentornya. Dia adalah mahasiswa hukum yang menjanjikan di institut seperti 'Universitas Harvard' dan 'Universitas Oxford.' Dia mengajar di banyak sekolah hukum terkemuka, seperti 'Yale Law School', 'New York University Law School', 'University College, Oxford', dan 'University College, London.
Ronald Dworkin, yang telah meninggal pada usia 81, secara luas dihormati sebagai filsuf hukum paling orisinal dan kuat di dunia berbahasa Inggris.Â
Dalam buku-bukunya, artikel-artikelnya, dan pengajarannya, di London dan New York, ia mengembangkan eksegesis ilmiah yang kuat tentang hukum, dan menguraikan isu-isu aktualitas dan perhatian publik yang membara -- termasuk bagaimana hukum harus menangani ras, aborsi, eutanasia dan kesetaraan -- dengan cara yang dapat diakses oleh pembaca awam.Â
Argumen hukumnya secara halus disajikan aplikasi untuk masalah spesifik dari filsafat liberal klasik yang, pada gilirannya, didasarkan pada keyakinannya bahwa hukum harus mengambil otoritasnya dari apa yang orang biasa akan kenali sebagai kebajikan moral.
Dworkin mengajukan masalah filosofis sebagai berikut: "Kebijakan fiskal apa yang harus kita kejar jika kita menerima sebagai gagasan mendasar  kehidupan manusia memiliki nilai intrinsik dan  setiap individu memiliki tanggung jawab pribadi untuk mengidentifikasi dan menyadari nilai potensial dari hidupnya sendiri? ".
Ada perbedaan antara apa yang harus dilakukan individu dan Negara dalam hubungannya dengan orang lain. Pada tingkat individu kita berkewajiban untuk memperlakukan semua manusia dengan pertimbangan yang sama, karena, misalnya, kita memiliki perhatian yang lebih besar terhadap anak-anak kita daripada anak-anak orang asing; sebaliknya, pemerintah, menurut Dworkin  harus menunjukkan pertimbangan yang sama terhadap setiap orang yang ingin dikuasainya".Â
Dan untuk ini, ia memegang kekuasaan yang kuat atas individu, memiliki kemampuan untuk memaksa mereka untuk menyerahkan sebagian dari sumber daya mereka dan bahkan memenjarakan mereka jika mereka menolak untuk mematuhi aturan-aturannya. Tapi mengapa pemerintah bisa mengharapkan rakyatnya setuju untuk melaksanakan mandatnya?