Jika realitas berkembang sesuai dengan proses yang berlawanan, pengetahuan kita harus mengikuti pola yang sama untuk mencapai ide absolut, yang hanya dapat memperoleh kesadaran dalam diri manusia. Gerakan ini berkembang dari filosofi roh, yang menyatu dengan Logika, yang ia identifikasikan dengan ontologi hukum keberadaan.
Pada awalnya, roh memanifestasikan dirinya dalam hal-hal sebagai kebutuhan. Namun dalam menghadapi ini, kebebasan manusia muncul, yang merupakan semacam kebangkitan kesadaran diri. Kontradiksi ini memunculkan sintesis yang menopang institusi sosial: keluarga, masyarakat, dan negara. Mereka semua adalah perwujudan dari semangat absolut.
Hegel menekankan  entitas-entitas ini diatur oleh apa yang disebutnya "etika", di mana nilai-nilai kesadaran kolektif yang berkembang menuju yang absolut diekspresikan ke tingkat yang berbeda. Di anak tangga terbawah piramida adalah Negara, yang merupakan perwujudan tertinggi dari rasionalitas.
Negara bukanlah jumlah individu yang membentuknya, tetapi totalitas di mana semua bentuk lain dari asosiasi manusia didamaikan. Karena setiap Negara adalah inkarnasi tertinggi dari Roh Absolut, tidak ada kemungkinan pembatasan dalam pelaksanaan kekuasaan.
Apa yang dikatakan Hegel adalah  individu hanya dapat diwujudkan sepenuhnya di dalam Negara, suatu penegasan di mana banyak pemikir telah melihat legitimasi Negara totaliter. Para pakar lain dari warisannya berbeda dari interpretasinya dan menunjukkan  karya Hegel harus ditafsirkan dalam kunci teistik atau agama, karena ide absolut tidak lebih dari penyebaran Tuhan di dunia.
Yang pasti adalah  Hegel memiliki pendidikan agama yang menonjol. Ia belajar bersama Schelling dan Hlderlin di seminari Tbingen, di mana ia memperoleh pelatihan teologi yang solid. Kemudian dia mengarahkan langkahnya untuk mengajar. Tapi Hegel juga terpesona oleh Revolusi Prancis, yang cita-cita kesetaraan dan persaudaraan yang dia yakini dapat mengguncang masyarakat Prusia yang konservatif.
Pada akhirnya, karya Hegel, karena sifatnya yang sangat abstrak dan bahkan esoteris, terbuka untuk interpretasi, karena proses Akal yang berevolusi menuju ide absolut bisa jadi merupakan monster di balik kehampaan yang bersembunyi, yang baginya adalah sisi lain dari segalanya. - Friedrich Hegel: Segala sesuatu yang nyata adalah rasional - Â