Rerangka Pemikiran Hermeneutika Dilthey (9)
Temporalitas adalah kategori yang tidak direduksi menjadi konsep-konsep seperti simultanitas, durasi atau perubahan yang diterapkan pada entitas alam, tetapi memiliki makna eksistensial yang menyinggung fluiditas kehidupan.Â
Waktu sebagai unit minimum pemahaman pengalaman dalam tiga keadaan mereka (masa lalu, sekarang dan masa depan) membentuk Prasenz (kehadiran) di mana kehidupan dipahami sebagai unit makna.Â
Karakter hermeneutis dari Prasenz d iringkas dalam kesatuan makna ini adalah pertemuan antara masa lalu yang hidup, masa kini yang menyatukannya dan masa depan sebagai kemungkinan realisasi.Â
Ketika merenungkan masa depan, itu menunjukkan kepada kita kemungkinan tindakan terbuka sehubungan dengan kebebasan kita saat ini. Kemungkinan yang tersirat di masa depan ini terkandung dalam kapasitas tindakan yang dimiliki individu di masa sekarang.
Tetapi saat ini, pada kenyataannya, tidak pernah ada, tetapi merupakan efek dari masa lalu. Masa lalu memaksa masa kini dalam satu arah, satu pengertian, yang memiliki karakter Prasenz.Â
Masa lalu adalah kehadiran (Prasenz) di mana masa kini (Gegenwart) dibingkai. Dengan cara ini, kategori pemahaman struktur waktu berdasarkan fungsi eksistensialnya di mana ia membentuk unit makna sebagai kehadiran. Kehadiran seperti itulah yang menentukan koneksi masa lalu serta kemungkinan koneksi masa depan.Â
Gagasan kehadiran yang Dilthey bedakan dari gagasan masa kini memiliki fungsi ganda, di satu sisi, menunjukkan amplitudo kategori waktu di luar reduksi formalis yang diterapkan pada entitas alam dan, di sisi lain, untuk mendasari struktur dasar pemahaman dari mana pengetahuan teoritis Naturwissenschaften dan Geisteswissenschaften muncul.
Pada konsep kehadiran inilah Dilthey dapat menunjukkan cara mendasar di mana hermeneutika merupakan dasar dari semua pengetahuan yang mungkin. Namun hal ini tidak membatasi makna hermeneutika menjadi fungsional bagi perkembangan kognitif ilmu-ilmu. Dengan pengakuan temporalitas eksistensial sebagai penopang dari mana kategori-kategori itu muncul, hermeneutika ini diusulkan sebagai filosofis.
Artinya, itu tidak direduksi menjadi tugas metodologis yang sederhana, melainkan mencoba untuk mencerminkan cara dasar di mana pemahaman bertindak dalam kehidupan. Oleh karena itu, temporalitas adalah faktor yang menyusun hubungan pengalaman. Waktu adalah apa yang mendasari hubungan yang, pada gilirannya, memanifestasikan kehidupan dalam prosesnya yang paling intim..Â